TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rekam Jejak Letjen Dudung yang Diprediksi Jadi KSAD Gantikan Andika

Dudung laporkan harta kekayaannya lebih dari Rp1 miliar

MayjenTNI Dudung Abdurachman Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta (Pangdam Jaya) TNI AD (Dok. IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Seiring dengan nama Jenderal TNI Andika Perkasa yang diajukan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo menjadi calon tunggal Panglima TNI, nama Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman ikut disoroti publik. Ia disebut-sebut bakal menggantikan Andika menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). 

Sama seperti penunjukkan Andika yang turut didukung anggota DPR, demikian juga dengan Dudung. Anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon bahkan sudah yakin Dudung akan ditunjuk oleh Presiden Jokowi jadi KSAD. Politikus lainnya dari Partai Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi, juga tak menampik Dudung adalah kandidat paling populer untuk mengisi kursi KSAD. 

"Pak Dudung Pangkostrad paling populer untuk menggantikan KSAD tanpa mengesampingkan para jenderal bintang tiga lainnya," kata Bobby. 

Nama Dudung mulai disorot publik lantaran berani menantang Front Pembela Islam (FPI), ormas yang kini dinyatakan terlarang di Indonesia. Lalu, bagaimana rekam jejak Dudung selama ini?

Baca Juga: Pesan Pangkostrad kepada Prajurit TNI: Hindari Sikap Fanatik ke Agama

1. Dudung pernah jadi loper koran

Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Dudung Abdurachman (Dok. Humas Polda Metro Jaya)

Masa kecil Dudung dilalui dengan tidak mudah. Ayahnya wafat pada 1981. Saat itu ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Lantaran kehilangan tulang punggung keluarga, maka Dudung ikut membantu sang ibu mencari nafkah. Ia bekerja menjadi loper koran. 

Dalam sebuah wawancara dengan media, Dudung mengaku setiap hari harus bangun pukul 04.00 WIB. Ia mengantar koran ke rumah pelanggan dengan mengayuh sepeda. 

Kemudian pada pukul 08.00 WIB, ia membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat. Dudung mengaku sengaja memilih sekolah di siang hari agar bisa membantu ibunya.

Ia kemudian masuk ke Akademi Militer (Akmil) dan lulus tahun 1988. Ia lulus dengan pangkat Letnan Dua. Begitu lulus, ia kali pertama diterjunkan bertugas di Dili, Timor Timur, pada 1988.  

2. Karier Dudung melesat, pernah menjabat Gubernur Akmil hingga Pangdam Jaya

MayjenTNI Dudung Abdurachman Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta (Pangdam Jaya) TNI AD (Website/akmil.ac.id)

Karier Dudung di bidang militer terbilang melesat. Ia pernah menjabat menjadi Aspers Kasdam VII/Wirabuana pada 2010. Ia lalu diangkat menjadi Danrindam II/Sriwijaya. 

Lalu pada 2015, Dudung dipromosikan sebagai Wagub Akmil hingga 2016. Jenderal bintang dua itu menjadi kemudian diangkat menjadi staf khusus KSAD dan Waaster KSAD. Pada 2018, Mayjen Dudung dipromosikan menjadi Gubernur Akmil.

Kemudian, pada 27 Juli 2020, Dudung diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya yang berkedudukan di Jakarta. Pada Mei 2021 lalu, Dudung sempat dipuji Presiden Jokowi karena tingkat keterisian di Wisma Atlet menurun drastis. Walau akhirnya sempat naik lagi ketika gelombang kedua menerjang. Dudung sempat merespons dengan mengucap terima kasih kepada Presiden Jokowi.

"Artinya ini semua karena keterlibatan seluruh masyarakat Indonesia yang sudah begitu tinggi kesadarannya untuk melakukan 3M, itu luar biasa. Sekarang di mana-mana kita melihat, mereka sudah tahu bagaimana menggunakan masker, bagaimana menjaga jarak dan mencuci tangan. Artinya inilah dari basic-basic (pengetahuan) yang sangat dasar inilah yang akhirnya mempengaruhi," kata Dudung ketika itu. 

Ia kemudian diangkat menjadi Pangkostrad oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjajanto pada Mei 2021. 

3. Dudung disorot karena berani ancam bubarkan FPI dan tindak debt collector

Poster pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Salah satu yang menyebabkan nama Dudung pada 2020 disorot karena mengancam hendak membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Padahal, sebagai prajurit TNI, ia tak memiliki kewenangan itu. Tetapi, sikap tegas Dudung terhadap FPI menuai pujian sejumlah pihak.

"Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari! Sekarang kok, mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri," kata Dudung usai apel pasukan di Monas Jakarta Pusat, pada 20 November 2020. 

Aksi anak buah Dudung menurunkan spanduk atau baliho bergambar Rizieq Shihab sempat viral di media sosial. Dudung pun mengakui penurunan baliho itu adalah perintahnya.

Dudung menilai, sebagai negara hukum, semua masyarakat harus taat dengan hukum di Indonesia. Terkait pemasangan baliho, kata Dudung, ada aturan yang harus dipatuhi.

"Saya katakan itu perintah saya. Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," tutur dia lagi. 

Aksi berani Dudung lainnya yakni ketika meminta kepada Polda Metro Jaya menangkap debt collector yang meneror warga. Bahkan, ia sampai menyebar nomor telepon selulernya agar warga bisa melapor langsung seandainya berhadapan dengan preman di Ibu Kota. Pernyataan itu menanggapi peristiwa pengepungan yang dilakukan sembilan debt collector terhadap Serda Nurhadi pada 6 Mei 2021.

"Saya dengan Polda Metro Jaya akan tegas-tegas berdiri paling depan membantu rakyat, masyarakat di DKI. Silakan catat nomor saya 081223101988. Apa pun yang menjadi kesulitan masyarakat SMS saya," ungkap Dudung ketika memberikan keterangan pers di Markas Kodam Jaya, 10 Mei 2021. 

Baca Juga: Anggota TNI Dikepung Debt Collector, Pangdam Jaya Sebar Nomor HP-nya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya