Sejarah Hari Surat Perintah 11 Maret Atau Supersemar
Ada berbagai kontroversi meliputi Supersemar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) diperingati setiap tahunnya pada 11 Maret. Supersemar adalah surat perintah yang dikeluarkan Presiden Sukarno kepada Presiden Soeharto untuk mengamankan situasi mencekam karena demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa di depan Istana Negara pada 11 Maret 1966.
Namun, keluarnya Supersemar kemudian dinilai sarat kontroversi dan unsur politik sebagai upaya penggulingan kekuasaan Presiden Sukarno saat itu.
Berikut sejarah Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang telah IDN Times rangkum.
Baca Juga: 9 Maret Hari Musik Nasional, Ini Sejarah dan Alasan Penetapannya
Baca Juga: Mahfud MD: Nama Soeharto Tak Dihilangkan dari Sejarah SU 1 Maret 1949
1. Lahirnya Supersemar merupakan buntut dari Peristiwa G30S
Lahirnya Supersemar tidak bisa lepas dari Peristiwa G30S pada 30 September sampai dini hari 1 Oktober 1965. Tragedi tersebut memunculkan gejolak politik, sosial, dan ekonomi, bahkan Indonesia sempat mengalami inflansi tinggi lebih dari 600 persen pada tahun 1966.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Front Pancasila pun melakukan aksi protes dan menuntut adanya tindak lanjut Presiden Soekarno seadil-adilnya atas dampak Peristiwa G30S. Pertama pada akhir Oktober 1965, kedua pada 12 Januari 1966 di halaman gedung DPR-GR dengan mengajukan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) yang berisikan:
- pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI);
- pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S;
- serta penurunan harga pangan.
Puncaknya, demonstrasi meletus pada 11 Maret 1966 di mana para mahasiswa melakukan demo besar-besaran di depan Istana Negara. Di waktu dan lokasi yang sama, Presiden Sukarno tengah memimpin sidang Kabinet Dwikora tanpa dihadiri Letjen Soeharto yang izin sakit.
Baca Juga: Sejarawan Ungkap Peran Soeharto di Serangan Umum 1 Maret 1949