Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan Moeldoko
Apa saja bantahan Moeldoko soal kudeta Demokrat selama inim?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perseteruan perebutan kursi pimpinan Partai Demokrat antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko semakin menjadi sorotan publik. Polemik tersebut muncul ketika AHY mulai menyebut ada orang di lingkar Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang ingin melakukan kudeta kepemimpinannya di Partai Demokrat.
Lalu, isu nama Moeldoko mulai muncul setelah Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan tersebut. Dalam tudingan-tudingan para kader Partai Demokrat terhadapnya, Moeldoko sempat membantah merencanakan kudeta kepemimpinan AHY.
Kemudian, situasi semakin panas setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara, memutuskan bahwa Moeldoko menjadi ketua umum partai yang digawangi AHY itu. Moeldoko juga sempat menanggapi keterpilihnya dia sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB melalui sambungan telepon.
"Dengan demikain saya menghargai dan menghormati permintaan saudara untuk kita terima menjadi ketua umum,” kata Moeldoko lewat sambungan telepon, Jumat (6/3/2021).
Sebelum semua itu terjadi, Moeldoko sempat memberikan bantahan-bantahan di hadapan media bahwa ia tidak pernah berniat atau merencanakan kudeta Partai Demokrat. Lalu, apa saja bantahan yang pernah diungkapkan Moeldoko soal kudeta Partai Demokrat?
Baca Juga: Usai KLB Sumut, Nasib Partai Demokrat Ada di Kemenkum HAM
1. Moeldoko bantah miliki rencana untuk ambil kepemimpinan Partai Demokrat
Pada 1 Februari 2021, Moeldoko mulai memberikan klarifikasi pertamanya terkait tudingan kudeta Partai Demokrat. Saat itu, Moeldoko menggelar konferensi pers secara virtual.
Dalam keterangan persnya, Moeldoko membantah AHY yang menyebut ada pejabat di lingkar Presiden Jokowi melakukan kudeta pada partainya. Menurut Moeldoko, kudeta seharusnya dilakukan oleh orang dalam partai, bukan dari luar partai.
"Kalau ada istilah kudeta ya dari dalam. Masa kudeta dari luar," tegas Moeldoko dalam keterangan persnya yang digelar secara daring, Senin (1/2/2021).
Moeldoko menduga tudingan yang dilontarkan AHY tersebut berawal dari unggahan foto dia bersama tamu-tamunya. Apabila para tamu yang datang ke rumahnya adalah bagian dari Demokrat, ia mengaku bahwa pertemuannya itu hanya sebatas menerima mereka sebagai tamu saja. Sebab, pintu rumahnya terbuka untuk siapapun.
"Saya mantan Panglima TNI, tetapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun. Apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam siapapun. Ya secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ujar Moeldoko.
"Ya saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga sebagian yg mencintai Demokrat. Terus munculah isu-isu ini, mungkin dasarnya foto-foto," tuturnya lagi.
Dalam keterangannya itu juga, Mantan Panglima TNI di era Susilo Bambang Yudhoyono itu menegaskan bahwa jangan sampai isu ini melibatkan Presiden Jokowi. Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu disebutnya tak tahu menahu mengenai isu ini.
Jangan dikit-dikit Istana. Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Gak tau apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini. Bukan selaku Kepala KSP," tegas Moeldoko.
Baca Juga: [BREAKING] SBY: Moeldoko Sekongkol dengan Orang Dalam, Benar-benar Tega!
Baca Juga: Terpilih Sebagai Ketum versi KLB Demokrat, Moeldoko: Perlu Air Mata