TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polemik Pimpinan MPR, Menkumham Sarankan Musyawarah Ketimbang Voting

Lebih baik musyawarah mufakat

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly menyarankan agar pemilihan jabatan pimpinan MPR tidak dilakukan secara voting. Wacana untuk menggelar voting sempat terlontar untuk memberikan rasa adil bagi para partai pendukung pemerintah.

Ia berharap agar jabatan pimpinan MPR bisa dipilih melalui musyawarah mufakat. Meski begitu, Yasonna tetap menyerahkan segala keputusannya kepada partai politik.

Baca Juga: Fadli Zon: Gerindra Pantas Dapat Kursi Pimpinan MPR

1. Yasonna sarankan pemilihan pimpinan MPR melalui musyawarah mufakat

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Menurut Yasonna, MPR sebagai majelis permusyawaratan rakyat akan lebih baik apabila jajaran pimpinannya juga bisa dipilih secara musyawarah. Ia menyarankan agar pemilihan secara voting tidak dilakukan.

"Ya kita serahkan saja nanti pada para koalisi dan seluruh partai-partai. Kalau boleh, musyawarah mufakat dulu. Jangan ada voting lah karena MPR ini kan majelis permusyawaratan rakyat," kata Yasonna di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (12/8).

2. Partai koalisi diharapkan duduk bersama

(Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly) ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Dibandingkan voting, Yasonna menilai musyawarah akan jauh lebih baik. Sehingga, para partai koalisi bisa duduk bersama dan menentukan siapa-siapa saja yang menempati posisi pimpinan MPR.

"Apapun namannya itu, duduk bersama, sepakati bersama," jelasnya.

Baca Juga: Kursi Pimpinan MPR Satu Paket untuk Koalisi Pro Jokowi, Wajarkah?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya