TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SBY Sebut Pilpres 2019 Lebih Keras dari Pemilu Sebelumnya, Kenapa?

Melalui AHY, SBY menyampaikan pesan Pilpres 2019

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta, IDN Times - Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politiknya di Djakarta Theater, Jumat (1/3). Di akhir pidatonya, AHY mengatakan bahwa sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan sebuah pesan tentang dinamika Pilpres saat ini.

SBY sendiri tak bisa hadir dalam pidato politik AHY lantaran masih menemani istrinya, Ani Yudhoyono, yang tengah dirawat di Singapura. Lantas, apa isi pesan SBY tersebut?

Baca Juga: Ini Isi Lengkap Surat SBY soal Mandat Bagi AHY untuk Menangkan Pemilu

1. SBY sebut polarisasi Pilpres 2019 lebih keras dibanding Pilpres sebelumnya

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

AHY lalu membacakan isi pesan dari SBY tersebut. SBY mengaku telah mengamati kontestasi Pilpres 2019 saat ini. Menurut SBY, dinamika di Pilres 2019 lebih keras dibandingkan Pilpres sebelumnya.

"Saya mengamati bahwa kontestasi dalam Pemilu 2019 ini, utamanya Pemilihan Presiden, lebih keras dibandingkan dengan pilpres-pilpres di era Reformasi sebelumnya. Polarisasi nampak lebih tajam, disertai hubungan antar identitas yang makin berjarak," kata SBY dalam pesannya.

2. SBY sebut situasi politik saat ini bisa menyebabkan retaknya persatuan

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

SBY menyampaikan, apabila situasi seperti ini terus berkembang, hal itu bisa berakibat pada retaknya persatuan di Indonesia. Menurut SBY, harus dilakukan pencegahan agar tidak terpecah belah.

"Jika situasi ini berkembang makin jauh dan melampaui batas kepatutan, saya khawatir kerukunan dan keutuhan kita sebagai bangsa akan retak. Inilah yang harus kita cegah untuk tidak terjadi di negeri tercinta ini," ujar SBY.

3. SBY: Perlu ada tanggung jawab dan jiwa besar bagi para elite dan pemimpin bangsa

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Lalu, SBY menerangkan bahwa Pemilu memang keras, tapi tidak boleh juga menimbulkan perpecahan. Dia mengatakan, perlu ada tanggung jawab dan jiwa besar, terutama pada elite dan pemimpin bangsa.

"Dalam pilpres-pilpres sebelumnya, saudara-saudara kita rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan yang sejati, menunjukkan kearifan dan kematangannya dalam pelaksanaan pemilu sehingga semuanya berlangsung secara damai, tertib, dan lancar," terang SBY.

"Tidak terjadi pula benturan fisik di lapangan yang sangat tidak kita hendaki. Semoga praktek berdemokrasi yang baik seperti itu dapat dijaga dan dilaksanakan kembali dalam Pemilu tahun 2019 ini," sambungnya.

Baca Juga: AHY: Fanatisme pada Pilihan Politik Justru Celakakan Diri Sendiri

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya