TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBNU Minta Aturan Kampanye di Tempat Ibadah Dipertegas: Bahaya Sekali!

Politik identitas dinilai merusak bangsa

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dan jajarannya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras kampanye yang dilakukan dengan memanfaatkan tempat ibadah.

Ketua Umum (Ketum) PBNU Yahya Cholil Staquf menilai, kampanye di tempat ibadah sangat berbahaya karena bisa mempertebal politik identitas jelang pemilihan umum (pemilu).

"Itu berbahaya sekali, jadi tolong, harap, ya memang dulu pernah ada ya pelarangan atau peraturan kampanye di tempat ibadah," kata dia usai menggelar audiensi dengan KPU di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023).

Baca Juga: Muhammadiyah Usul Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Terbatas 

Baca Juga: Muhammadiyah Nilai Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Banyak Masalah

1. PBNU minta aturan kampanye di tempat ibadah dipertegas

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dan jajarannya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Oleh sebab itu, pria yang akrab dipanggil Gus Yahya itu mengimbau kepada penyelenggara pemilu untuk mempertegas parameter aturan kampanye di tempat ibadah.

"Cuma sekarang parameter kampanye di tempat ibadah itu seperti apa, saya kira mungkin perlu dipertegas ya. Ini berbahaya, kampanye di tempat ibadah itu berbahaya sekali, tolong jangan dilakukan," ucap dia.

Baca Juga: Salaman dengan Ketua KPU, Ketum Muhammadiyah: Artinya Pemilu Jadi

2. Indonesia harus belajar dari konflik akibat politik

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Gus Yahya menegaskan, bangsa Indonesia harus belajar dari Pemilu 2019 lalu di mana politik identitas marak dan merusak persatuan.

"Kita ini sudah melihat akibat-akibat dari politik identitas yang luar biasa merusak di berbagai masyarakat, berbagai negara yang ada saat ini. Mari kita jaga, jangan ikut-ikutan, ingin menang ya ingin menang, tapi ya mbok jangan pakai cara itu," imbuh dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya