Jakarta, IDN Times - Dalam upaya mencegah kemacetan panjang saat puncak arus mudik Lebaran 2019, pemerintah akan memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan cara sistem satu arah di jalan tol mulai dari Cikarang Utara hingga Brebes.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan setelah melalui beberapa kajian, ternyata pemilihan one way lebih efektif dibanding plat nomor ganjil genap. Hal itu disampaikan Budi saat membuka Rapat Koordinasi Angkutan Lebaran 2019 di Bandung.
Sejatinya, penerapan satu arah sebenarnya sudah dilakukan pada 2018 lalu, namun menurut Budi sistem tersebut masih situasional pada waktu itu. Untuk mematangkan rencana tersebut, dalam waktu dekat Menteri Perhubungan akan melakukan pembahasan bersama Polri dan Jasa Marga.
"Dengan adanya ketentuan satu arah makan jalur Pantura bisa digunakan kendaraan untuk arah sebaliknya," jelasnya dikutip dari Antara News.
Kementerian perhubungan berharap dengan adanya satu arah, nantinya kecepatan mobil bisa bertambah sehingga tidak terjadi antrean dan kemacetan panjang. "Kakorlantas yang akan menjadikan komando untuk mengatur kelancaran lalu lintas saat arus mudik dan balik," jelasnya.
Selanjutnya, pemerintah memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 31 Mei dan 1-2 Juni, sementara arus balik pada 8-9 Juni.
Menurut Budi, berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan, jalan tol masih dijadikan sebagai jalan favorit yang digunakan oleh pemudik, dengan demikian kemungkinan terjadinya kepadatan sangat besar.
"Dalam minggu ini akan kita matangkan satu arah ini kapan jam dan tanggalnya, sehingga ada banyak waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat," tuturnya.
Nantinya, selama arus mudik dan balik, jembatan timbang untuk sementara tidak dioperasikan dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengemudi motor.
Sebagai informasi, Kemenhub tengah menyiapkan strategi lalu lintas dalam menyambut mudik 2019. Sebelumnya terdapat dua konsep yang siap diterapkan untuk memperlancar angkutan lebaran tahun ini, yakni jalur satu arah atau penerapan ganjil genap di tol.
Dengan adanya jalan tol yang sudah terhubungan dari Jakarta hingga Surabaya akan berpotensi membuat masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, sehingga diperlukan manajemen lalu lintas untuk menghindari kepadatan.