Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Shutterstock.com/Stephane Bidouze

Madrid, IDN Times - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara penghasil rotan terbesar di dunia dan juga penghasil bambu yang sangat besar dan sangat penting untuk dikembangkan. Perlu diketahui, tanaman bambu dalam 1 hektare (ha) mampu menyerap setara 50 ton karbon dioksida setiap tahunnya.

“Bambu bisa menjadi salah satu solusi pengendalian perubahan iklim, tidak hanya menyerap dan menyimpan karbon, (serta) merehabilitasi lahan terdegradasi, tetapi juga dapat diolah menjadi produk yang berkualitas dan berestetika tinggi,” ujar Alue Dohong yang didampingi Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK Agus Justianto dan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman pada pertemuan dengan Direktur Jenderal INBAR (International Bamboo and Rattan Organization) Ali Mchumo di Madrid, Selasa (10/12).

1. Indonesia bisa menjadi pemimpin di KSS untuk pengembangan bambu dan rotan

IDN Times/KLHK

Ali Mchumo menyatakan bahwa Indonesia adalah anggota INBAR yang sangat penting. "Sebagai Dirjen yang baru, saya merasa bahwa perlu ada kerja sama yang lebih erat dan luas dengan Indonesia mengingat Indonesia memiliki potensi bambu dan rotan yang sangat potensial," tuturnya. 

Ali menambahkan, Indonesia adalah anggota yang sangat penting dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) dan Indonesia bisa menjadi pemimpin di KSS untuk pengembangan bambu dan rotan karena Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar dalam kerangka KSS. 

2. Perlu dilakukan studi komparasi di Tiongkok yang merupakan negara produsen bambu terbesar di dunia

Editorial Team