Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan malah berterima kasih dengan munculnya pengadaan lift dalam rencana renovasi rumah dinas miliknya yang terletak di Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat itu.
“Saya terima kasih itu muncul, jadi kemudian kita tahu. Karena tidak ada kebutuhan untuk renovasi besar dan lain-lain,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis (25/1).
Anies menegaskan adanya lift itu bukan merupakan instruksi darinya. Ia meminta pengadaan lift senilai Rp750,2 juta itu dibatalkan.
“Jadi yang muncul dan saya garis bawahi kita instruksi, tidak ada arahan dan karena itu ini supaya tidak dilaksanakan dan dibatalkan nanti di APBN-P dihilangkan,” ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku tahu adanya pengadaan lift di rumah dinasnya dari pemberitaan di media. Ia lalu bertemu Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah. Saefullah menceritakan kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya.
“Iyaa tahu dari berita. Untung ketemu, tuh. Jadi kita tahu, jadi kemudian saya bilang Pak Sekda ini apa, Pak Sekda bilang ini sudah yang kedua kalinya pak. Tahun lalu juga pernah kejadian seperti ini, setahu saya tidak ada renovasi besar, enggak sama sekali,” jelas Anies.
Ia lalu mengetahui renovasi Rumah Dinas Gubernur berada di bawah Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Pemprov DKI Jakarta dengan anggaran keseluruhan Rp2,4 miliar. Ia meminta renovasi rumah dinas itu dihentikan seluruhnya, termasuk pengadaan lift. Anies mengatakan rumah dinasnya tidak butuh renovasi.
“Semuanya (dihentikan), karena enggak ada kebutuhan renovasi besar. Kita nggak butuh renovasi,” pungkas Anies.