Capek Berusia 146 Tahun, Kakek Ini Ingin 'Tinggalkan Dunia'

Saat ini Mbah Gotho dirawat oleh cucu-cucunya secara bergantian. Istri dan anak-anaknya pun sudah meninggalkannya terlebih dahulu. Pada 1988, istri terakhirnya pun meninggal. Menurut salah satu cucunya, Suryanto, Mbah Gotho memiliki resep sederhana dalam menjalani hidup. Mbah Gotho mengaku sabar dan syukur atas apapun yang ada dalam hidupnya.

Kini dirinya tinggal di Dusun Segeran, Desa Ceeng, Kecamatan Sambungmacan dan hanya sakit sesekali. Sakit yang dialami pun hanyalah masuk angin. Suryanto pun mengakui bahwa sakit keras tidak pernah dialami Mbah Gotho.

Hal itu juga karena terkait makanan, Mbah Gotho tidak pernah rewel. Akan tetapi masalah kondisi tubuh yang sudah renta pun membuatnya harus disuapi makan dan dibantu saat mandi dalam tiga bulan terakhir. Namun, Mbah Gotho sendiri sudah 'merencanakan' pemakamannya saat 122 tahun.

Saat ini Mbah Gotho tidak bisa berjalan lagi. Kemudian, kemampuan matanya pun sudah sangat menurun. Bukan hanya itu, pendengarannya pun menurun. Lawan bicara harus berkata dengan suara kencang di dekat telinganya. Meski begitu, dirinya masih senang mendengar radio.

Meski begitu, 24 tahun usai persiapan makamnya, Mbah Gotho justru masih tegap dengan sifat yang tidak pernah berubah. Menurutnya, para cucunya sudah mandiri dan sekarang adalah saatnya untuk meninggal. Ya, Mbah Gotho mengaku siap meninggalkan kehidupan di dunia.

Seperti dilansir New York Times, manusia tertua di dunia adalah wanita asal Perancis bernama Jeanne Calment. Meski begitu, Jeanne telah meninggal saat berusia 122 tahun, 164 hari pada 1997. Dengan kata lain, jika Mbah Gotho didaftarkan secara resmi maka dirinya adalah manusia tertua di dunia.