Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Cara PBB Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Seorang siswi dari SMPN 4 Kota Jayapura sedang menerima makan siang yang disiapkan oleh sekolah dan masyarakat sekitar. (dok. UNICEF)
Intinya sih...
  • Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN) melibatkan 63 negara untuk mengatasi malnutrisi
  • PBB membantu menetapkan standar nutrisi dan mengoptimalkan jangkauan program makan bergizi gratis
  • Pendidikan gizi, pusat keunggulan nasional, dan dukungan terhadap petani lokal menjadi fokus utama program ini

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara IDN Times dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia untuk mengangkat isu-isu penting yang berdampak signifikan bagi masyarakat, serta mendorong kesadaran dan aksi nyata demi tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Januari lalu. Program ini menjadi inisiatif penting yang bertujuan memastikan setiap anak sekolah, anak prasekolah, serta ibu hamil dan menyusui mendapatkan makanan sehat dan seimbang.

Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini dirancang untuk mengatasi tiga beban malnutrisi: kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan mikronutrien. Penyaluran makanan dilakukan melalui sekolah, pusat komunitas, dan fasilitas kesehatan setempat dengan dukungan teknologi serta kemitraan lokal.

PBB di Indonesia turut memberikan dukungan penuh terhadap program penting ini. “Dukungan terhadap MBG telah menjadi pilar utama dalam kerangka kerja sama kami dengan Pemerintah Indonesia,” kata Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia.

1. Scaling up nutrition

Zhaqraf Maulida mendampingi Bestari, putrinya yang berusia 17 bulan, saat makan siang di rumah dengan lauk bayam dan ikan lele. (dok. UNICEF/Wilander)

Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN) merupakan inisiatif global yang melibatkan 63 negara untuk mengatasi semua bentuk malnutrisi melalui kerja sama lintas sektor. Di Indonesia, inisiatif ini dipimpin oleh Bappenas dan melibatkan beragam pemangku kepentingan.

Melalui Donor and UN Country Network for Nutrition (DUNCNN), United Nations Children’s Fund (UNICEF) memimpin koalisi mitra internasional dalam memberikan dukungan teknis yang mencakup pengumpulan data, penetapan standar, serta penguatan kapasitas program nutrisi di berbagai wilayah di Indonesia.

2. Membantu menetapkan standar nutrisi

WFP memastikan bahwa komunitas yang rentan menerima dukungan nutrisi, kesehatan, dan pendidikan yang mereka butuhkan - sebagai dasar pertumbuhan ekonomi jangka panjang. (dok. WFP Indonesia)

Sebagai bagian dari Sekretariat Koalisi Makan Sekolah Global, WFP membantu memperkuat posisi Indonesia dalam forum regional dan internasional. Bersama pemerintah, WFP juga menjajaki pemanfaatan kecerdasan buatan untuk menyusun menu berdasarkan nilai gizi, ketersediaan pangan, dan harga.

UNICEF turut menyusun pedoman nasional pelaksanaan MBG serta melatih tim dapur lokal dalam optimasi menu dan rantai pasok. Di sisi lain, FAO tengah melakukan studi konsumsi pangan nasional untuk mengukur kesenjangan gizi dan memetakan wilayah prioritas intervensi.

3. Mengoptimalkan jangkauan

PBB membantu pemerintah menguji berbagai model distribusi makanan dan desain dapur yang sesuai dengan kondisi lokal demi menjamin terjangkaunya anak-anak di daerah terpencil. (dok. WFP Indonesia)

PBB berperan dalam membantu pemerintah menguji berbagai model distribusi makanan dan desain dapur yang sesuai dengan kondisi lokal. Hal ini bertujuan menjangkau anak-anak di daerah terpencil dengan layanan makanan yang aman dan bergizi.

UNICEF dan WFP juga menyelenggarakan pelatihan langsung, mendokumentasikan pembelajaran, dan memastikan jaminan kualitas dalam proses distribusi makanan. Pendekatan ini mendukung komunitas membangun sistem yang berkelanjutan dan sesuai kebutuhan.

4. Edukasi gizi

Pendidikan gizi menjadi kunci keberlanjutan program MBG. (dok. UNICEF Indonesia)

Pendidikan gizi menjadi kunci keberlanjutan program MBG. UNICEF memberikan pelatihan menyeluruh kepada guru, staf dapur, orang tua, siswa, dan masyarakat untuk membentuk kebiasaan makan sehat.

Kemitraan dengan universitas memperluas jangkauan kampanye edukasi, memastikan informasi gizi menjangkau lebih banyak orang. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, perubahan gaya hidup sehat bisa lebih mudah dicapai.

5. Pusat keunggulan nasional

Februari lalu, Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN), IPB, dan UNICEF meluncurkan Pusat Keunggulan Nasional untuk MBG. (dok. UNICEF Indonesia)

Februari lalu, Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN), IPB, dan UNICEF meluncurkan Pusat Keunggulan Nasional untuk MBG. Pusat ini menjadi wadah pelatihan, penelitian, dan pengembangan kebijakan berbasis bukti.

Salah satu fokus utama lembaga ini adalah merumuskan pedoman pelaksanaan MBG di tingkat nasional dan daerah. Selain itu, pusat ini juga bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi untuk menjamin efektivitas program.

6. Petani lokal bahan lokal

IFAD dan FAO mendukung petani lokal agar dapat berperan langsung dalam rantai pasok MBG. (dok. FAO Indonesia)

IFAD dan FAO mendukung petani lokal agar dapat berperan langsung dalam rantai pasok MBG. Mereka menghubungkan produsen dengan pasar serta memberikan pelatihan pengolahan pangan di tingkat komunitas.

UNICEF juga membantu pemerintah daerah di Papua untuk menyediakan makanan sekolah menggunakan bahan lokal dengan biaya efisien. WFP memperkuat koneksi antara petani kecil dengan penyedia dapur MBG guna mendukung ketahanan pangan lokal.

7. Manajemen limbah makanan

FAO mendukung pemerintah dalam melakukan studi pengembangan sistem ekonomi sirkular terkait pengelolaan limbah makanan MBG. (dok. FAO/Harriansyah)

FAO mendukung pemerintah dalam melakukan studi pengembangan sistem ekonomi sirkular terkait pengelolaan limbah makanan MBG. Hal ini dilakukan selaras dengan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular.

Hasil studi ini akan digunakan untuk merumuskan strategi pengurangan dan pengelolaan limbah, dengan pendekatan berkelanjutan. Ini merupakan langkah penting agar program MBG juga ramah lingkungan.

8. Makanan fortifikasi

Fortifikasi pangan menjadi bagian dari solusi mengatasi kekurangan mikronutrien. (dok. FAO Indonesia)

Fortifikasi pangan menjadi bagian dari solusi mengatasi kekurangan mikronutrien. Program MBG menggunakan garam, tepung, dan minyak yang sudah diperkaya vitamin dan mineral.

WFP mendukung pengembangan standar beras fortifikasi, serta integrasinya ke dalam sistem nasional. UNICEF melalui Pusat Keunggulan membantu merancang intervensi pangan yang juga berdampak pada ekonomi lokal.

9. Optimalisasi sasaran dan alokasi sumber daya

UN Global Pulse membantu mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) canggih bagi Bappenas untuk mengoptimalkan implementasi MBG. (dok. UNICEF)

UN Global Pulse membantu mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) canggih bagi Bappenas untuk mengoptimalkan implementasi MBG. Sistem ini mengintegrasikan data resmi dan non-konvensional untuk mendukung perencanaan yang lebih tepat sasaran.

Dengan alat ini, alokasi sumber daya menjadi lebih efisien, dan pelaksanaan program dapat dilakukan dengan lebih optimal. Langkah ini memastikan program MBG tepat guna dan tepat sasaran.

Dengan berbagai pendekatan ini, PBB di Indonesia membantu memperkuat fondasi program makan bergizi gratis agar lebih inklusif dan berkelanjutan. Mulai dari dukungan teknis, pemanfaatan teknologi, hingga keterlibatan petani lokal, seluruh inisiatif ini mendukung perbaikan gizi masyarakat.

Saat program ini berkembang, dukungan dari PBB dan mitra lainnya akan terus berfokus pada penguatan sistem, pemberdayaan masyarakat, dan penciptaan dampak jangka panjang bagi generasi mendatang.

#UNxIDNTimes

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us