Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: 875 Warga Gaza Tewas Saat Berusaha Dapatkan Bantuan Makanan

Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Intinya sih...
  • Mayoritas korban tewas ditemukan di pusat distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF)
  • Sebanyak 201 orang lainnya tewas di rute konvoi bantuan milik PBB atau mitra-mitranya
  • Anak-anak Gaza yang lapar dan ketakutan tak hanya kehabisan tenaga, tapi juga kehilangan kesempatan untuk bertahan. Mereka dihantui gizi buruk akut hingga malnutrisi berat

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Gaza mencoba bertahan. Tapi bagi sebagian, harapan untuk sekadar makan justru berakhir dengan kematian. Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) mencatat, sebanyak 875 warga Gaza tewas dalam beberapa pekan terakhir saat mencoba mencari makanan. Mereka bukan korban pertempuran. Mereka mati karena lapar dan ingin bertahan hidup.

"Per 13 Juli, kami mencatat 875 orang tewas di Gaza saat berupaya mendapatkan makanan. Sebanyak 674 di antaranya meninggal di sekitar lokasi GHF," ujar Juru Bicara OHCHR, Thameen Al-Kheetan, dalam pernyataannya, Kamis (17/7/2025).

Mayoritas korban tewas ditemukan di sekitar pusat distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang merupakan sebuah lembaga swasta yang mulai beroperasi pada akhir Mei lalu di Gaza selatan.

1. Sebanyak 201 orang tewas di rute konvoi bantuan milik PBB

anak-anak di Gaza mengantre untuk makanan. (UNRWA, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
anak-anak di Gaza mengantre untuk makanan. (UNRWA, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Sejak hadir, GHF mengambil alih distribusi dari jalur resmi PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan yang sebelumnya menangani bantuan pangan. Sebanyak 201 orang lainnya tewas di rute konvoi bantuan milik PBB atau mitra-mitranya, yang masih mencoba menyalurkan logistik di wilayah Gaza yang telah luluh lantak akibat perang.

Insiden demi insiden berdarah terus terjadi. Senin pagi, 14 Juli, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, deru peluru kembali terdengar. Tentara Israel menembaki warga Palestina yang sedang mengantre bantuan di lokasi GHF di daerah As Shakoush, barat laut Rafah.

2. Tertembak saat berusaha menuju lokasi distribusi makanan

Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)

OHCHR mencatat, dua orang tewas, sembilan lainnya terluka saat berusaha menuju lokasi distribusi makanan. Mereka dilarikan ke rumah sakit milik Palang Merah Internasional (ICRC) di Rafah.

“Tim kami menerima lebih dari 130 pasien pada Sabtu sebelumnya. Mayoritas menderita luka tembak dan mengaku sedang berusaha menuju lokasi distribusi makanan saat tertembak,” demikian laporan pihak rumah sakit.

Selain itu, tubuh-tubuh kecil mulai menyerah. Anak-anak Gaza yang lapar dan ketakutan tak hanya kehabisan tenaga, tapi juga kehilangan kesempatan untuk bertahan.

3. Anak-anak yang kelaparan ditembaki

Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan keprihatinan mendalam atas pembunuhan terhadap warga sipil yang hanya ingin makan untuk hidup. Terutama ketika malnutrisi kini menjadi ancaman yang tak kalah mematikan dibanding konflik.

“Tim kami di lapangan, baik dari UNRWA maupun dari badan PBB lainnya, telah berbicara langsung dengan para korban yang selamat, termasuk anak-anak kelaparan yang ditembaki saat hendak mengambil makanan,” kata Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma.

Dia mengungkap kenyataan bahwa telah dilarang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza selama lebih dari empat bulan.

4. Dihantui gizi buruk akut hingga malnutrisi berat

Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Sejak 2 Maret, blokade total membuat Gaza nyaris terputus dari dunia. Bayi-bayi meninggal karena gizi buruk akut, dan semakin banyak anak-anak jatuh dalam kondisi malnutrisi berat.

“Ada 6.000 truk bantuan kami yang tertahan di tempat-tempat seperti Mesir dan Yordania. Padahal dari Yordania ke Gaza hanya perlu waktu tiga jam berkendara, bukan?” lanjutnya.

Truk-truk itu bukan hanya membawa makanan. Mereka membawa sabun dan obat-obatan bagi satu juta anak yang hidup di Gaza.

“Obat dan makanan itu bisa kedaluwarsa jika tidak segera disalurkan kepada masyarakat Gaza, khususnya pada satu juta anak yang merupakan separuh dari populasi di Jalur Gaza,” kata Touma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us