Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen (Pol) Rafli Amar meminta agar publik tak salah bersimpati dengan kelompok Taliban (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen (Pol) Rafli Amar meminta agar publik tak salah bersimpati dengan kelompok Taliban (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar patroli siber untuk mengantisipasi penyebaran paham Khilafatul Muslimin. Hal ini dilakukan setelah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menangkap 23 tersangka organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal (Komjen) Boy Rafli Amar mengatakan, patroli siber itu dilakukan untuk menurunkan konten yang mengandung paham radikalisme, termasuk Khilafatul Muslimin.

Take down terhadap konten yang mengandung 9P, yaitu propaganda, perekrutan, pendanaan, pelatihan, pembentukan paramiliter, penyediaan logistik, perencanaan, pelaksanaan serangan, dan persembunyian di berbagai platform media sosial,” ujar Boy di Jakarta Pusat, Senin (20/6/2022).

1. BNPT bentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Boy menjelaskan, selain melakukan patroli siber, BNPT juga melakukan kontra radikalisasi dengan melibatkan unsur masyarakat. Dalam hal ini, BNPT membentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi.

“BNPT membentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi, komunitas anak muda ini aktif mendiseminasikan narasi-narasi baik serta konten edukatif untuk memerangi propaganda siber kelompok teror,” ujar Boy.

2. BNPT bentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi

Ilustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain itu, BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi. Hal ini dilakukan untuk menjaring paham-paham Khilafatul Muslimin di setiap daerah.

“BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi yang aktif mengedukasi masyarakat di daerah tentang bahaya radikalisme terorisme,” ujar Boy.


 

3. BNPT tegaskan ideologi Pancasila sudah paripurna

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar (youtube.com/Komisi III DPR RI)

Boy Rafli Amar menyatakan, ideologi Pancasila yang dianut Indonesia sudah paripurna sebagai ideologi yang menjadi dasar pegangan negara

"Jadi ini (Pancasila) adalah ideologi yang paripurna, ideologi yang sangat confidence (kepercayaan diri)," kata Boy.

Menurutnya, lahirnya ideologi Pancasila telah melewati berbagai unsur yang dipikirkan para pendiri bangsa. Antara lain dengan memuat pengaruh-pengaruh hukum, salah satunya Islam yang tertuang dalam satu rumusan.

"Jadi bukan hanya hukum adat, hukum nasional yang ada, tapi di situ juga tergambar nilai-nilai yang Islam," ujar Boy.

Hal itu, lanjut Boy, terlihat dari sistem negara yang telah diterapkan, yaitu demokratis. Pemilihan umum (Pemilu) juga sudah berjalan sejak 1965 dengan berbagai perkembangannya.

"Artinya, pelaksanaan negara sudah didasarkan aspirasi pada waktu itu yang sudah diwarnai tokoh-tokoh agama, salah satunya agama Islam," kata dia.

"Jadi kita harus berkembang menjadi negara yang menghargai perbedaan, negara yang bertoleransi moderat. Ini toleransi yang luar biasa," lanjutnya.

Boy menjelaskan, nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila juga sudah terlihat sejak awal mula kemerdekaan pada 1945. Hal tersebut terlihat dari pemikiran besar yang dituangkan para tokoh bangsa untuk mengakomodir perbedaan-perbedaan yang ada.

"Tentunya oleh anak bangsa kita harus yakin dengan perbedaan. Kita harus berterimakasih agar tetap berkembang sepanjang masa, dan dapat mewujudkan cita-cita negara yang adil, makmur, berdaulat dan sejahtera," ucapnya.

Editorial Team