[CEK FAKTA] BPJS Dinonaktifkan Jika Tidak Digunakan Selama Setahun
Jakarta, IDN Times - Beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menginformasikan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang tidak pernah dipakai dalam 1 tahun terakhir maka status kepesertaannya langsung dinonaktifkan.
Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat diminta memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan minimal satu tahun sekali atau per enam bulan.
“Karena aturan BPJS sekarang, dalam 1 tahun terakhir kartu tidak pernah dipakai, langsung di non aktifkan. Nanti kita susah lagi mengurusnya pada saat dibutuhkan. Tolong sampaikan berita ini ke sanak keluarga kita yang lain yang juga menggunakan BPJS pemerintah,” demikian isi potongan narasi yang beredar di WhatsApp.
Lantas, benarkah kepesertaan BPJS dinonaktifkan jika tidak digunakan selama setahun?
1. BPJS Kesehatan bantah penonaktifan peserta jika tidak digunakan selama setahun
Berdasarkan hasil penelusuran IDN Times, diketahui bahwa kabar tersebut tidak benar atau hoaks. Dalam highlight story ‘Awas Hoax’ pada akun resmi media sosial Instagram BPJS Kesehatan @bpjskesehatan_ri, diklarifikasi bahwa tidak ada ketentuan atau aturan tersebut.
“Pengecekan status kepesertaan dapat dilakukan melalui menu "Data Peserta" pada aplikasi Mobile JKN atau cek status melalui CHIKA di Nomor WA 0811-8750-400,” tulis BPJS.
2. Kesimpulan: BPJS dinonaktifkan jika tidak digunakan selama setahun adalah hoaks
Informasi bahwa BPJS yang tidak pernah dipakai dalam satu tahun terakhir maka status kepesertaannya langsung dinonaktifkan, adalah tidak benar atau hoaks. Faktanya, tidak ada ketentuan atau aturan tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Informasi BPJS kedaluarsa setahun masuk kategori hoaks jenis fabricated content
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis fabricated content (konten palsu). Fabricated content terbilang menjadi jenis konten palsu yang paling berbahaya.
Konten ini dibentuk dengan kandungan 100 persen tidak bisa dipertanggungjawabkan secara fakta. Biasanya, fabricated content berupa informasi lowongan kerja palsu dan lain-lain.
