Cerita Staf Hasto Saat Dicecar KPK Soal Harun Masiku

12 Jun 2024, 19:41 WIB

Staf Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi lapor ke Komnas HAM terkait HP dan buku catatan PDIP disita KPK (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Staf Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kusnadi, menceritakan dirinya diinterogasi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kusnadi menceritakan awal mulanya diperiksa penyidik KPK.

Kusnadi yang merupakan anak buah Hasto ikut mengantar bosnya diperiksa KPK pada Senin, 10 Juni 2024. Saat Kusnadi sedang menunggu Hasto yang diperiksa penyidik KPK, tiba-tba ada Kompol Rossa menghampiri dan memintanya naik ke lantai dua karena dipanggil Hasto.

Saat naik ke lantai dua, Kusnadi mengaku diinterogasi oleh penyidik KPK. Rupanya, Kusnadi tak dipanggil Hasto.

"Jadi, di lantai atas saya digeledah dan barangnya disita, diintimidasi, dibentak-bentak, saya merasa dibohongi juga, katanya dipanggil Bapak Hasto, itu ternyata gak. Dibentaknya 'sudah kamu diam aja', saya kan orang biasa, saya takut," ujar Kusnadi di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/6/2024).

1. Kusnadi turut ditanya soal Harun Masiku

Staf Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi lapor ke Komnas HAM terkait HP dan buku catatan PDIP disita KPK (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Kusnadi mengatakan, penyidik sempat menanyakan terkait Harun Masiku. Kusnadi pun menjawab tidak tahu.

"Kamu orang Islam kan?. Kamu tahu kan kalau bohong? Bohong itu di neraka itu bahaya, berat," kata Kusnadi meniru penyidik KPK yang bertanya kepadanya saat itu.

"Saya ditanya keberadaan Harun Masiku. Saya jawab tidak tahu. Terus dia bilang jangan bohong," lanjut dia.

2. HP dan ATM Kusnadi diperiksa

Staf Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi lapor ke Komnas HAM terkait HP dan buku catatan PDIP disita KPK (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Kusnadi mengaku, handphone (HP) dan ATM-nya juga disita oleh KPK. Dia heran, padahal tak berstatus saksi apalagi tersangka.

HP dan ATM-nya Kusnadi hingga kini belum dikembalikan penyidik KPK. Dia mengaku, belum bisa mengirimkan uang untuk keluarganya di kampung karena ATM-nya disita KPK.

"Sampai sekarang belum, belum bisa menafkahi, karena kemarin juga saya ponselnya disita juga," beber dia.