Curhat SBY Diganggu Isu Tarif Trump saat Melukis Gunung di Bogor
- SBY terganggu oleh kebijakan impor tarif tinggi Trump saat sedang melukis di Cisarua, Bogor.
- SBY menuangkan pendapatnya dalam tulisan dengan tujuh poin saran kepada pemerintah Indonesia.
- SBY bersyukur karena keputusan pemerintah Indonesia mirip dengan yang dipikirkannya, dan menyarankan agar tidak terlalu reaktif terhadap kebijakan AS.
Jakarta, IDN Times - Presiden keenam RI sekaligus pendiri The Yudhoyono Institute (TYI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengisahkan momen ketika ia melukis dan terganggu saat mendengar kebijakan impor tarif tinggi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
SBY mengatakan, informasi itu ia dengar saat sedang melukis Gunung Gede dan Pangrango di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
"Kemarin saya lukis ada enam lukisan landscape yang indah di tempat itu, mengabadikan Gunung Pangrango, Gunung Salak, dan pemandangan yang lain. Tetapi malam hari saya terganggu dengan betapa maraknya, betapa chaotic (kacau) nya dunia sekarang ini, lantaran makin intensif yang disebut dengan perang tarif," kata SBY.
1. SBY tuangkan dalam bentuk tulisan
SBY mengaku tergugah untuk menuangkan pendapat dalam bentuk tulisan mengenai kenaikan tarif impor, yang juga diberlakukan AS untuk Indonesia.
"Di tengah malam saya memanggil staf saya, Kolonel Tumpal, coba saya ingin menulis sesuatu. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini, saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara," ucapnya.
2. Ada tujuh poin yang ditulis
SBY menjelaskan dalam tulisan itu ia menulis tujuh poin, yang isinya saran kepada pemerintah, tentang bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi kebijakan Trump.
"Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politic correct. Dan itu bagi saya etika. Ditulislah tujuh butir bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi yang baru saja disampaikan oleh Presiden Donald Trump," tutur dia.
3. Kebijakan yang diambil pemerintah mirip dengan sarannya
Lebih lanjut, SBY mengaku bersyukur lantaran pemerintah Indonesia tepat dalam mengambil keputusan. Dia menyebut kebijakan yang diambil pemerintah mirip seperti yang dipirkannya.
"Saya bersyukur karena yang dijelaskan oleh para menteri Indonesia, tentu termasuk Presiden Prabowo Subianto yang saya dapatkan dari berbagai sumber, itu boleh dikatakan 80 persen sama dengan apa yang saya pikirkan," ungkap dia.
"Dan kalau bisa saya rekomendasikan kepada pemerintah Indonesia. Saya khawatir kalau Indonesia terlalu reaktif, lebih emosional dan kurang rasional. Ketika kita menyadari kita ini siapa, dunia seperti apa, Amerika Serikat seperti apa," imbuh SBY.
