Jakarta, IDN Times - Kasus virus corona atau COVID-19 di DKI Jakarta terus berkembang. Bermula dari dua kasus pertama pada Senin (2/3), hingga Selasa (5/5) di Jakarta telah terdapat 4.641 kasus virus corona terkonfimasi positif.
Pemprov DKI Jakarta telah mengelompokkan sejumlah kasus penyebaran ke dalam klaster-klaster.
Terdapat 23 klaster penyebaran virus corona atau COVID-19 di Jakarta yang divisualisasikan Pemprov DKI. Namun, klaster-klaster ini belum mewakili keseluruhan penyebaran virus corona di ibu kota.
Berikut daftar 23 klaster penyebaran virus corona di Jakarta:
1. Masjid Jami, Jakarta Barat
2. Masjid Al-Muttaqien, Jakarta Utara
3. DUSW-1
4. EH-2
5. GPIB Bogor
6. LO-1
7. Fairmont Hotel
8. Diklat RSPAD
9. Import Cased
10. EH-1
11. RMH-1
12. DS-3
12. NK-1
13. JD-1
14. A-5
15. UE-1
16. HKBP Petojo
17. YN-2
18. N-2
19. MAA-1
20. BKS
21. Seminari Bethel
22. Hotel Mercure PIK
23. Sekolah Pendeta seminari
Pemprov DKI Jakarta menggambarkan terdapat sejumlah klaster dengan penyebaran kasus yang besar. Klaster tersebut antara lain Seminari Bethel, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Diklat RSPAD, kasus impor, dan Masjid Jami di Jakarta Barat.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik DKI Jakarta Atika Nur Rahmani mengatakan visualisasi data yang dibuat Pemprov DKI Jakarta hanya merepresentasikan sebagian kasus penularan yang terjadi di DKI Jakarta.
"Namun dari berbagai data yang sudah dikumpulkan dan disiapkan, bisa terlihat orang yang menularkan ke banyak orang lain. Juga tempat yang menjadi klaster penularan," jelasnya kepada IDN Times.
Pasien positif COVID-19 di Jakarta terus bertambah. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan bahwa hingga Selasa (5/5) pukul 09.00 WIB terdapat 4.641 kasus positif terkonfirmasi di Jakarta.
"711 di antaranya telah sembuh, sementara yang meninggal 414 orang," ujar Ani dalam konferensi pers yang disiarkan Pemprov DKI Jakarta melalui YouTube.
Ani menjelaskan bahwa pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit ada 2.146 orang dan yang menjalani isolasi mandiri di rumah ada 1370 orang. Sedangkan Orang Tanpa Gejala (OTG) Ada sebanyak 1.546 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 7.463 orang (229 masih dipantau dan 7.234 selesai dipantau)
"Untuk PDP (Pasien dalam Pengawasan) 6.229 Orang, 5.270 di antaranya sudah pulang dan menyelesaikan perawatan. Sementara yang masih dirawat di rumah sakit ada 1.022," ujarnya.