Densus 88 Tangkap 7 Orang Terduga Teroris Terkait Bom Makassar

14 Apr 2021, 19:21 WIB

xxx

Jakarta, IDN Times - Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror berhasil menangkap tujuh orang terduga teroris. Mereka diduga turut terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menerangkan penangkapan dilakukan pada Selasa (13/4/2021).

“Densus 88 kembali melakukan penangkapan terhadap satu tersangka teroris atas nama MY. Sehingga di hari Selasa kemarin, tim Densus berhasil menangkap tujuh,” kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/4/2021).

1. Tujuh terduga teroris masih kelompok Villa Mutiara

Default Image IDN

Ahmad menjelaskan ketujuh tersangka tersebut masih satu kelompok Villa Mutiara, yang berafiliasi dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka adalah J, D, MS, S alias AL, W, S, dan MY.

“Sehingga update sampai saat ini, pascabom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, berhasil mengamankan 31 tersangka teroris di Makassar dan sekitarnya,” kata Ahmad.

2. Kelompok Villa Mutiara miliki grup WhatsApp Batalyon Iman

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tujuh terduga teroris yang ditangkap di Makassar memiliki grup WhatsApp dengan nama Batalyon Iman.

Rusdi mengatakan grup WhatsApp tersebut digunakan anggota kelompok Villa Mutiara untuk berkomunikasi dan mempraktikan cara-cara melakukan teror.

"Komunikasi dalam grup WhatsApp tersebut mereka membicarakan tentang rencana-rencana amaliyah selanjutnya, dan juga WhatsApp grup itu membicarakan, mempraktikkan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak," ungkap Rusdi pada Selasa (13/4/2021).

3. Terduga teroris D ditangkap di Kabupaten Goa

Ilustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Rusdi menyebutkan semua terduga teroris ditangkap di sekitar Makassar. Kecuali, terduga teroris berisial D yang diamankan di Kabupaten Goa.

Pada penangkapan, tim Densus 88 juga mengamankan barang bukti berupa satu senapan angin, tujuh buah telepon genggam (ponsel) dan satu sepeda motor.

"Senapan angin yang diamankan digunakan oleh mereka untuk latihan mereka bagaimana menggunakan senjata. Kemudian juga tujuh buah ponsel, kemudian satu kendaraan roda dua," kata Rusdi.