Susi Kritisi Polemik PMT di Depok: Sedih dan Sedih

Susi mencolek Presiden Jokowi soal PMT di Depok

IDN Times, Depok - Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Depok, mendapat sorotan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, lantaran anggaran dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Kota Depok untuk ibu hamil dan pencegahan stunting hanya berupa tahu dan kuah sup.

Susi memberikan komentar melalui media sosial X miliknya, terkait kisruh PMT di Kota Depok. Dia mengaku sedih melihat kondisi pemberian PMT di kota belimbing.

“Harus nangis dan tertawa... sedih dan sedih... apapun untuk kebaikan anak2 bangsa selalu ada penyunatan,” ujar Susi di media sosial X, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga: Kacau! Anggaran Rp4,4 M, Makanan Cegah Stunting Kota Depok Cuma Kuah Sup

1. Korupsi dapat menghancurkan kualitas SDM

Susi Kritisi Polemik PMT di Depok: Sedih dan SedihIDN Times/Galih Persiana

Anak yang membutuhkan makanan bergizi sebagai asupan penambah pertumbuhan, namun terjadi hal yang tidak diinginkan. Dalam media sosialnya, Susi menduga korupsi berada di titik menghancurkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Korupsi sudah di titik menghancurkan kualitas SDM kita untuk masa yg akan datang,” tulis dia, dengan meneruskan tulisan ini ke Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

2. Satu porsi PMT Rp18 ribu

Susi Kritisi Polemik PMT di Depok: Sedih dan SedihKetua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Depok, Ikravany Hilman. (IDNTimes/Dicky)

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Ikravany Hilman, mengatakan program PMT yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Depok, dinilai tidak sesuai pemenuhan gizi masyarakat. Apalagi program PMT untuk pencegahan stunting dan ibu hamil.

“Gizinya di mana? Masak hanya kuah sup, setelah diprotes baru ditambah nugget dan tahu, ini juga belum sesuai pemenuhan gizi,” ujar Ikravany saat dihubungi IDN Times, Rabu (15/11/2023).

Program PMT sebelumnya sempat dipertanyakan sejumlah anggota DPRD Kota Depok. Sebab, anggaran program ini sebesar Rp4,4 miliar untuk 38 puskesmas.

“Satu porsinya dihitung Rp18 ribu, termasuk pengantaran, isinya berupa kuah sup, nasi, dan air mineral, ini kan kurang ajar,” kritik Ikravany.

Setelah terjadi perdebatan program PMT, Dinas Kesehatan Kota Depok menambahkan lauk berupa tahu dan nugget. Rencananya, DPRD Kota Depok akan mengundang Puskesmas dan Dinkes, termasuk pihak ketiga yang menyediakan makanan program PMT.

“Saya ingin rapatnya bersifat terbuka, jadi bisa dilihat oleh semua orang,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Depok itu.

Baca Juga: Makanan Cegah Stunting di Depok Disorot, Ini Jawaban Kadinkes

3. Dinilai tidak manusiawi

Susi Kritisi Polemik PMT di Depok: Sedih dan Sedihilustrasi perbedaan tinggi anak stunting dengan anak normal (Dok. IDN Times)

Ketua Komisi D DPRD Kota Depok Supriatni mengaku sudah menjadwalkan untuk melakukan pembahasan masalah ini dengan Dinas Kesehatan Kota Depok. Rencananya, pembahasan akan dilaksanakan pada Jumat, 17 November 2023.

“Iya kita akan bahas itu, masak nasi sama tahu dua potong, ada yang sama pepes tahu, nugget dua potong. Masak balita makannya nasi sama pepes tahu,” ujar dia.

Supriatni menambahkan, pemberian makanan program PMT lokal dinilai tidak manusiawi. Terlebih, dalam pemberian makanan tersebut disertakan foto Wali dan Wakil Wali Kota Depok.

“Masak gambar pimpinan daerah kasih nasinya gak manusiawi, mending kalau yang dikasih bagus, misalnya ditambah susu, beras, dan buah, kan bagus itu. Ini cuma nasi semangkok kecil sama kuah sayur atau nugget dua potong,” pungkas Supriatni.

4. PMT merupakan makanan selingan

Susi Kritisi Polemik PMT di Depok: Sedih dan SedihKepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati (IDN Times/Dicky)

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan program PMT saat ini merupakan pemberian makanan antar waktu. Makanan yang diberikan merupakan makanan selingan antar makanan utama.

“Jadi kudapan ini bukan makanan lengkap, tapi makanan selingan, kalau bahasanya cemilan,” ujar Mary, hari ini.

Mary menuturkan, pemberian PMT lokal dilaksanakan selama 28 hari dengan enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap. Untuk itu, kudapan yang didapat berupa tahu kukus maupun otak-otak yang memiliki kadungan gizi sesuai petunjuk teknis.

“Karena selama ini persepsi masyarakat PMT adalah makanan lengkap,” tutur Mary.

Pemerintah Kota Depok mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp6,6 miliar, dan yang digunakan untuk PMT lokal sebesar Rp4,9 miliar. Anggaran yang diberikan merupakan penghargaan insentif viskal kinerja pengurangan stunting dari pemerintah pusat.

“Diterima pada akhir Oktober, sehingga anggarannya ini masuk dalam anggaran perubahan,” tutup Mary.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya