AJI: Jokowi Harus Berhenti Salahgunakan Kekuasaan

AJI mengeluarkan pernyataan sikap untuk Presiden Jokowi

Jakarta, IDN Times - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama 40 AJI Kota menyatakan sikap agar Presiden Joko "Jokowi" Widodo berhenti menyalahgunakan kekuasaan. Hal itu dinilai merusak demokrasi dan integritas pemilu. 

AJI Indonesia menilai, Indonesia telah mengalami kemunduran demokrasi yang luar biasa di bawah kepemimpinan Jokowi. 

"Penghormatan terhadap hak asasi manusia diabaikan demi mempertahankan investasi yang menguntungkan oligarki," terang AJI Indonesia, Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Jokowi Momong Cucu Selama Gibran Kampanye Akbar di GBK

1. Kepemimpinan Jokowi anti demokrasi

AJI: Jokowi Harus Berhenti Salahgunakan KekuasaanTangkapan layar Mahfud MD saat diperkenalkan oleh Presiden Jokowi sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju 2019-2014, 23 Oktober 2019 (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

AJI menilai, kepemimpinan Presiden Jokowi yang antidemokrasi telah ditunjukkan dengan pengesahaan sejumlah undang-undang yang mengancam HAM dan memperlemah institusi demokrasi.

Mulai dari Perpres jabatan fungsional TNI, revisi UU KPK, UU Cipta Kerja, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik yang masih memuat pasal-pasal berbahaya bagi kebebasan berekspresi dan pers.

"Represi dan kriminalisasi terhadap kritik dan pembela hak asasi manusia telah mempersempit ruang kebebasan sipil. Alih-alih mendengarkan aspirasi rakyat, masyarakat sipil yang berunjuk rasa atas berbagai undang-undang yang mengancam itu, justru ditindak dengan kekerasan. Alih-alih mengakomodir masukan dari rakyat, aktivis yang mengkritik kebijakan justru diancam dengan pasal-pasal pidana," kata AJI.

Baca Juga: Jokowi Antar Jan Ethes ke Fairmont Hotel Tempat Gibran Menginap

2. Ada 89 kasus kekerasan jurnalis pada 2024

AJI: Jokowi Harus Berhenti Salahgunakan KekuasaanAJI Palembang bersama organisasi Jurnalis di Sumsel sukses menggelar Festival Media 2023 (IDN Times/Rangga Erfizal)

Di bawah rezim Jokowi pula, kata dia, kebebasan pers mencapai situasi kritis. Pada 2023, 89 kasus serangan menargetkan jurnalis dan media, tertinggi sepanjang satu dekade.

AJI juga menilai, kekerasan demi kekerasan yang terjadi tanpa diikuti penyelidikan yang serius dan imparsial mengakibatkan siklus kekerasan pada jurnalis tak pernah berhenti.

"Oligarki media masih mencengkeram kuat sehingga mengintervensi independensi pers, UU Cipta Kerja memberangus kesejahteraan pekerja termasuk jurnalis, UU ITE disalahgunakan untuk mengancam 38 jurnalis pada tentang 2016-2023. Kebebasan pers dikukung saat perannya jauh lebih dibutuhkan di tengah demokrasi yang turun," ujar AJI.

Baca Juga: Sejumlah Pihak Remehkan Jokowi, Prabowo: Jokowi Sosok Pekerja Keras

3. Jokowi menunjukkan ambisinya melanggengkan kekuasaan dengan cara kotor

AJI: Jokowi Harus Berhenti Salahgunakan KekuasaanPresiden Joko Widodo (dok. Sekretariat Presiden)

Saat ini, AJI menilai bahwa Jokowi makin menunjukkan ambisinya melanggengkan kekuasaan dengan cara yang kotor, melemahkan Mahkamah Konstitusi yang melahirkan politik dinasti, menyalahgunakan sumber daya negara, dan mengintimidasi oposisi.

AJI juga menyebut, rezim Jokowi mengabaikan pentingnya pemilu yang jujur, adil dan berintegritas. 

Berikut adalah pernyataan sikap AJI dan 40 AJI Kota:

1. Presiden Jokowi harus berhenti menyalahgunakan kekuasaan karena merusak demokrasi dan integritas pemilu

2. Menghentikan berbagai jenis kekerasan terhadap masyarakat sipil yang menyampaikan ekspresi serta mengawasi integritas pemilu

3. Memastikan pers dapat bekerja secara independen dan bebas dari kekerasan, kriminalisasi serta intervensi kepentingan politik

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Kritik Kampus ke Jokowi Dinilai untuk Ganggu Prabowo-Gibran

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya