Akibat Banjir Bandang Awal Tahun, Ribuan Warga Lebak Masih Terisolasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDNTimes - Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, mengatakan sampai saat ini ada 11.400 jiwa dari 2.914 kepala keluarga yang masih terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu (1/1).
"Mereka tidak bisa tinggalkan rumah karena akses jalannya gak ada, mau nyeberang sungai deras, jalan juga tertutup lumpur," ujar Andika Hazrumy di kantor Kemenko PMK, Selasa (7/1).
1. Ratusan jembatan hanyut diterjang banjir
Andika mengatakan ribuan warga tersebut terisolir karena ratusan jembatan gantung (semipermanen) dan 30 jembatan permanen yang menjadi akses satu-satunya ke daerah tersebut hanyut.
"Ratusan jembatan gantung di enam kecamatan yang dibuat swadaya oleh masyarakat hanyut saat banjir bandang," terangnya.
2. Kendaraan amfibi jadi kebutuhan mendesak
Andika menambahkan saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah kendaraan untuk mengangkut logistik ke daerah yang sulit ditembus kendaraan biasa akibat tanah longsor.
"PMI pusat sudah mengirimkan bantuan dengan mobil amfibi yang bisa melewati lumpur dan air untuk mengirimkan logistik tapi masih banyak daerah yang terisolir yang belum terjangkau," jelasnya.
3. Pembangunan jembatan jadi prioritas
Saat ini emerintah setempat fokus membangun jembatan yang merupakan bangunan vital untuk menjangkau warga.
"Jembatan yang terputus akan diprioritaskan untuk dibangun, kami sudah koordinasi salah satunya dengan Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN," katanya.
Editor’s picks
4. Status tanggap darurat Kabupaten Lebak sampai 15 Januari
Andika menambahkan kondisi tersebut membuat Kabupaten Lebak ditetapkan status Tanggap Darurat sampai 15 Januari.
"Kami masih evakuasi warga yang membutuhkan prioritas seperti lansia, bayi, orang sakit dan memberikan pelayanan dasar yakni pangan, tempat layak, pendidikan, kesehatan," katanya.
Saat ini warga masih diungsikan di tempat yang lebih tinggi di daerah tersebut sebab aliran sungai masih deras dan kondisi jalan masih tertutup lumpur.
5. Pengungsi mulai terjangkit berbagai penyakit
Andika mengungkapkan pengungsi juga mengeluhkan berbagai penyakit yakni gatal-gatal, diare, DBD dan lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya sudah menerjunkan tenaga kesehatan di posko utama
"Kami sudah terjunkan tenaga kesehatan di posko-posko untuk melayani masyarakat," katanya.
6. Ribuan rumah hanyut, 19 sekolah rusak
Tidak hanya membuat ribuan jiwa terisolir, banjir bandang juga menyebabkan 9 orang meninggal dunia, bangunan sekolah 19 unit rusak, 1.226 rumah terendam, sebanyak 520 rumah rusak ringan berat, dan 1.310 rumah rusak berat.
"Yang rusak berat hanyut nyaris rata dengan tanah ada juga yang wilayah berubah menjadi sungai karena terendam," ujarnya.
Baca Juga: Belasan Tahun Tidak Banjir, Cipadu Direndam Banjir 70 Cm Pagi ini