Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Membuka Tabir Kematian Dokter Aulia Risma, Keluarga Ingin Keadilan

Ilustrasi nakes (ANTARA FOTO)
Intinya sih...
  • Mahasiswi PPDS Undip, Aulia Risma Lestari bunuh diri karena diduga depresi akibat perundungan saat menempuh pendidikan dokter spesialis anestesi.
  • Menteri Kesehatan turun tangan dan tim investigasi telah datang ke keluarga Aulia untuk mencari kebenaran terkait kasus ini.

Jakarta, IDN Times -Tewasnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari membuka mata publik bahwa ada harga yang harus dibayar oleh mahasiswa dan mahasiswi kedokteran.

Dokter Aulia Risma Lestari, tewas bunuh diri. Ia diduga depresi karena mengalami perundungan saat menempuh proses pendidikan dokter spesialis anestesi di Undip.

Kasus meninggalnya Aulia Risma membuat Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin turun tangan. Dia dan tim Investigasi menemui keluarga dokter Aulia untuk menemukan kebenaran.  

Lalu sampai mana kasus ini berjalan dan harapan keluarga? Simak wawancara khusus IDN Times dengan pengacara keluarga almarhumah dokter Aulia, Susyanto!

1. Keluarga pertama kali tahu dokter Aulia Risma meninggal itu kapan ya?

Dokter PPDS Undip meninggal (instagram.com/rsud_kardinah)

Ya, pada waktu hari itu kurang lebih malam atau siang sore. Jadi ibunya dikabarin, langsung ke sana pakai kereta. Saya tahu seperti itu. Untuk detailnya saya kurang tahu.

2. Siapa yang pertama kali memberikan kabar ke keluarga bahwa dokter Aulia Risma meninggal?

Kurang tahu, sih, karena posisinya waktu saya terima kuasa itu, tiga hari setelah almarhumah meninggal dan posisinya usai almarhumah dimakamkan, bapaknya langsung jatuh sakit dan masuk ke ruang ICU sampai sekarang. Jadi, keluarga fokus untuk kesehatan bapaknya sekarang.  

3. Tapi selama dokter Aulia Risma menjalani PPDS, pernah tidak mengeluh kepada keluarga atau bercerita kepada keluarga tentang apa yang dialaminya?

Memang beliau sering kirim WA, pesan suara ke ibu, bapaknya atau adiknya. 

4. Apakah pesan suara yang dikirimkan itu ada berupa keluhan-keluhan selama menjalankan pendidikan kedokteran?

Pengacara Keluarga Dokter Risma, Susyanto/IDN Times Dini Suciatiningrum

Terkait itu sudah masuk teknik penyelidikan yang tidak bisa kita buat di ruang publik, karena kami tidak mau menjadi blunder dan ada pemahaman yang berbeda. Jadi intinya, kami tidak buka ke ruang publik termasuk pesan suara.

Tetapi memang pesan suara yang dikirim kelurahan adalah suara almarhumah tentang yang terjadi, posisinya. Namun kalau buku hariannya berupa catatan, kalau ini jauh lebih jelas. Kalau chat WA, (dikirim) ke ibunya, bapaknya, dan adiknya serta ke tantenya. 

5. Sampai saat ini siapa saja yang sudah menghubungi pihak keluarga?

Pemerintah sudah mendatangi kami. Dari tim investigasi Kementerian Kesehatan, Polrestabes Semarang sudah mendatangi kami, yang belum datang dari Kemendikbudristek. 

Kami juga sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan dan menjelaskan kepada beliau serta menyerahkan. Kami sudah menjelaskan hal-hal apa saja yang dibutuhkan mereka untuk kepentingan investigasi seperti yang diminta oleh Polrestabes Semarang.

Kami juga mendapatkan surat permintaan verifikasi ulang, namun saat ini ibu dan adiknya masih fokus dengan perawatan bapak yang masih di ICU.

6. Sampai saat ini apakah sudah ada pihak dari Undip atau Kemendikbud yang mengunjungi, menghubungi, atau mendampingi keluarga?

Sejak saya menerima kuasa, dari Kemendikbud maupun Undip belum ada yang menghubungi ke keluarga, yang saya tahu saat ini belum. Ya, keluarga sudah terkonfirmasi bahwa belum dan yang sudah menanyakan baru dari Polrestabes Semarang dan Kemenkes.

7. Keluarga diminta klarifikasi ulang tentang apa?

Terkait kematian dari almarhumah Aulia Risma. Jadi baik dari pihak kepolisian dan dari Kemenkes diverifikasi untuk mengetahui ada tidaknya dukungan perundungan. Tentunya ini tujuannya untuk perbaikan-perbaikan ke depannya. Jadi, kami berikan data dan keterangan yang dibutuhkan.

8. Apakah tim investigasi Kemenkes juga mengambil buku harian dokter Aulia Risma?

Intinya semua yang mereka butuhkan, baik itu pesan suara, catatan, WhatsApp, pokoknya semuanya yang mereka butuhkan kami kooperatif. Nanti kesimpulan terkait kasus dokter Aulia Risma, biar mereka yang mengambil kesimpulan karena yang punya kewenangan. 

9. Bapak sebagai kuasa hukum keluarga pernah menyampaikan bahwa dokter Aulia Risma meninggal karena sakit? Dasarnya apa?

Stop, Enough (pixabay.com/Alexa)

Jadi, karena beberapa bulan pernah melakukan operasi saraf kejepit di bagian punggung itu satu kali. Namun sayang operasi pertama kurang berhasil sehingga semestinya nanti akan dilakukan operasi kedua. 

Almarhumah kalau kecapaian memang bisa kumat, itu rasanya sakit banget. Kalau kumat itu sangat sakit, biasanya akan minum obat. Mungkin, pada waktu itu sakit, mungkin ada anestesi dan disuntikan.

Kami memberikan keterangan baik berupa data-data atau pun catatan atau data-data suara ke tim investigasi dari Kementerian Kesehatan. Kami harap ada perbaikan-perbaikan ke depannya. 

10. Apabila hasil investigasi Kemenkes terbukti adanya pem-bully-an yang dialami dokter Aulia Risma, apa yang akan dilakukan keluarga?

Intinya, kami akan memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh Polrestabes Semarang atau dari Kementerian Kesehatan. Untuk langkah selanjutnya, mereka yang mesti menentukan. Mungkin dari sisi pendidikan, ada perbaikan-perbaikan untuk pendidikan di rumah sakit terkait aturan.

11. Kalau terbukti, apa yang akan dilakukan dari pihak keluarga?

Kalau memang ini ditemukan ada tindakan-tindakan yang mungkin melanggar dengan aturan (pem-bully-an) yang berakibat pada dokter Aulia Risma, maka otomatis akan bergerak. Contohnya sekarang saja, in karena viral, masyarakat termasuk Kemenkes bergerak cepat.

Harapan kami juga, bukan cuma kami yang terbuka ke masyarakat atau media, tetapi  juga teman-teman di luar sana yang merasakan nasib yang sama yang mungkin dirundung belum berani bicara. Mari bersama-sama, bukan (hanya) dari keluarga kami, ada gayung bersambut agar lembaga-lembaga terkait ada perbaikan bersama.

12. Menkes mengungkapan dokter Aulia Risma masuk ke dalam screening kesehatan jiwa yang dilakukan Kemenkes Maret lalu. Dia masuk dalam depresi berat yang punya keinginan untuk bunuh diri. Apakah keluarga menangkap sinyal tersebut?

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara Real Talk with Uni Lubis pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Rendy Septian Anwar & Krisnaji)

Terkait itu tentunya kami lebih paham, ya, termasuk ada pesan suara, pesan WA atau pun telepon. Cuma kami tidak mengira akan terjadi seperti ini. 

Untuk kesimpulan biar pihak berwenang, jika kami sendiri nanti dikira fitnah atau main hakim sendiri atau menuduh tanpa bukti-bukti. Karena yang kami hadapi itu bukan perseorangan, tapi mungkin hanya terjadi pada klien kami.

Makanya kami berharap kalau memang teman-teman ada dalam aduan, mari kita lakukan dengan laporan yang resmi bukan hanya mengeluh di media sosial, tapi laporan dengan bukti-bukti siapa yang melakukan ini kaitannya dengan siapa yang bertanggungjawab.

13. Apa yang disampaikan Menkes saat bertemu keluarga dokter Aulia Risma?

Kami tidak bisa menyampaikan. Pesan juga kami sampaikan, contoh, kondisi almarhumah selama ini serta berharap ditindaklanjuti. Harapan kami ada tindakan nyata, baik dari instansi terkait maupun penegakan hukum sebagai upaya terakhir.

14. Apakah dari pihak keluarga pernah mengalami ancaman atau intimidasi dari pihak luar?

Ancaman secara langsung tidak ada. Hanya saja ini bukan masalah kecil karena menyangkut instansi besar. Makanya, kami minta agar kasus ini ini dikawal langsung oleh Pak Menteri. Kalau tanpa pengawalan tersebut, saya rasa, apalagi ini kan sudah diketahui masyarakat banyak. Artinya, keseriusan dari Pak Menkes atau instansi terkait.

15. Apa yang dijanjikan Menkes?

Pak Menteri tidak menjanjikan langsung kepada kita, tetapi kan mereka punya kewenangan untuk perbaikan di dunia pendidikan agar tidak terulang.

16. Harapan keluarga bagaimana?

ilustrasi timbangan keputusan (pexels.com/ Sora Shimazaki)

Harapan kami, setelah muncul di pemberitaan, muncul statement, kami ingin mendapatkan dukungan keamanan. Apa yang kami sampaikan juga harus dilindungi. 

Sekali itu, kami berharap keseriusan instansi-instansi terkait agar mempunyai solusi untuk perbaikan di masa yang akan datang sehingga tidak ada korban-korban lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Dini Suciatiningrum
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us