Mensos Risma Dianggap Rasis pada Papua, Begini Dalih Kemensos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Tri Rismaharini akhir-akhir ini jadi sorotoan publik. Bukan aksi blusukannya, tetapi aksi khasnya memarahi anak buahnya di depan umum dan media saat di Bandung, Jawa Barat.
Saat itu Risma mengancam pegawai yang tidak becus kerja akan dipindahkan ke Papua. "Saya pindahkan kalian ke Papua," ungkap Risma saat meninjau dapur umum, Rabu (14/7/2021) lalu.
Ancaman tersebut menuai kritik publik yang menyebut Risma rasis karena menganggap Papua hanya sebagai tempat sampah.
"Haha heran aja sekelas menteri alam bawah sadarnya masih gambarin Papua sebagai tempat sampah, jangan jangan semua pejabat juga berpikir demikian," ujar salah satu warganet yang melihat video kemarahan Risma yang viral di media sosial.
1. Mensos hanya memotivasi agar berani bekerja dengan keluar dari zona nyaman
Kritikan publik yang terus mengalir membuat Kementerian Sosial buka suara. Menurut Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Raden Harry Hikmat, Mensos hanya memotivasi jajaran Kementerian Sosial agar berani bekerja dengan keluar dari zona nyaman.
"Mensos melecut semangat pegawai agar peka dan lebih fokus melayani masyarakat di masa kedaruratan seperti saat ini," ujarnya dalam siaran tertulis, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga: Bansos Belum Cair, Hidayat Nur Wahid Sindir Risma: Malah Bikin Gaduh
2. Istilah Papua untuk meningkatkan empati
Harry Hikmat, menerangkan istilah "pergi ke Papua" merupakan upaya meningkatkan empati pegawai terhadap kondisi terkini masyarakat. Tujuannya agar pegawai mampu bekerja dengan hati, harus keluar dari zona nyaman terlebih dahulu.
“Itulah yang dimaksudkan dengan pernyataan akan dipindahkan ke Papua, tempat yang paling jauh (dari Bandung) tapi masih di Indonesia. Seluruh pegawai harus mampu keluar dari zona nyaman, meninggalkan keluarga dan kenyamanan rutinitas yang dialami sehari-hari, untuk berperan mengatasi masalah sosial dari Aceh sampai Papua,” kata Harry Hikmat.
3. Sebagai cambukan pegawai Kemensos
Menurutnya, arahan Risma dalam kunjungan kerjanya kemarin, harus dimaknai sebagai cambuk untuk seluruh jajaran Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI. Apalagi dalam kunjungan tersebut sempat Balai menyuguhkan hiburan dan hiasan yang tidak perlu dalam kondisi kedaruratan.
“Kami harus belajar dari relawan Tagana (Taruna Siaga Bencana) bagaimana cara mengoperasikan dapur umum,” ujar Harry Hikmat.
Baca Juga: Ngamuk ke Pegawai, Mensos Risma: Rakyat itu Sekarang Lagi Susah