Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar Pranowo

Permasalahan retribusi sudah sesuai tarif BPP

Jakarta, IDN Times - Usai didatangi Bakal Calon Presiden, Ganjar Pranowo, beberapa waktu lalu, sejumlah pedagang Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara mendatangi kantor Balai Kota DKI Jakarta.

Mereka menyampaikan keluhan di posko pengaduan yang ada di pendopo Balai Kota. Salah satu pedagang bernama Melda menyampaikan keluhan tentang biaya pengelolaan pasar yang dilakukan melalui sistem Cash Management System (CMS).

“Saya mengadukan masalah CMS pasar. Keluhan-keluhan para pedagang di Pasar Anyar Bahari, alhamdulillah sudah dijembatani oleh Pak Heru, dengan ini saya mengucapkan terima kasih banyak atas tanggapan beliau terhadap saya, khususnya para pedagang Anyar Bahari,” ujar Melda dikutip dalam siaran tertulis, Selasa (27/6/2023).

Baca Juga: Heru Ngaku sedang Kondangan Saat Ganjar Telepon soal Keluhan Pedagang

1. Pedagang keluhkan retribusi pasar

Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar PranowoIlustrasi meteran listrik (dok. PLN)

Melda menyampaikan, salah satu keluhan yang disampaikannya adalah tentang tingginya retribusi pasar dan pembayaran listrik yang harus dibayar pedagang.

“Keluhan saya dan para pedagang tentang retribusi pasar yang kami bayarkan per bulan. Kami keberatan salah satunya dengan pembayaran listrik, itu tidak sesuai dengan listrik pada umumnya,” ungkap Melda.

Baca Juga: Ganjar Kritik Krisis Air Bersih di Jakarta, Heru: Saya Dorong PAM

2. Pasar Jaya memastikan kebutuhan pedagang dengan prinsip adil dan transparan

Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar PranowoIlustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Sementara, Direktur Properti dan Perpasaran Perumda Pasar Jaya, Aristianto, memastikan pihaknya akan memfasilitasi kebutuhan pedagang pasar dengan prinsip adil dan transparan.

Hal tersebut direalisasikan untuk kepentingan dan kesejahteraan pedagang di pasar dan berlaku bagi seluruh pedagang yang ada bernaung di Perumda Pasar Jaya, termasuk Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dalam penyelenggaraannya, kata dia, terdapat tarif Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) yang menjadi kewajiban pedagang dan telah ditetapkan dengan harga yang wajar sesuai prinsip keadilan.

"Secara prinsip, Pasar Jaya selalu mengedepankan asas berkeadilan dan transparan dalam menetapkan BPP kepada para pedagang. Hal ini agar para pedagang tidak merasa terbebani dan bisa menjalankan roda perekonomian dengan baik serta menjunjung tinggi rasa kesetaraan," kata Aristianto.

Baca Juga: Menteri BPN Serahkan 1.086 Sertifikat Aset Pemprov DKI ke Heru

3. Kajian tarif BPP Anyar Bahari diputuskan dengan melihat potensi

Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar Pranowoilustrasi pajak dan retribusi (IDN Times/Aditya Pratama)

Di samping itu, kajian tarif BPP Anyar Bahari juga diputuskan dengan melihat potensi dan klasifikasi pasar. Pasar Anyar Bahari masuk ke dalam kategori Pasar Kelas C.

"Melalui berbagai banyak pertimbangan, kami juga melakukan pengkajian mendalam dan bersinergi dengan berbagai stakeholder sehingga rumusannya jelas dan tepat," ucapnya.

4. Tarif BPP Pasar Anyar Bahari merupakan tarif lama

Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar Pranowoilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Aristianto menjelaskan, tarif BPP di Pasar Anyar Bahari masih menggunakan tarif lama yang telah sesuai dengan BPP yang ditetapkan sejak tahun 2018, yakni Surat Keterangan (SK) Direksi Nomor 247/2018 tanggal 1 Oktober 2018.

Dengan demikiakn, dari kurun waktu 2018 sampai 2023 tarif yang berlaku masih sama dan belum ada penyesuaian tarif biaya pengelolaan pasar. Tarif BPP untuk pedagang per bulan untuk Pasar Anyar Bahari berkisar Rp22.500 hingga Rp41.100 per meter per bulan tergantung jenis jualan.

“Rata-rata, ukuran tempat usaha untuk kios seluas 4 meter persegi dan los seluas 2 meter persegi sehingga untuk tempat usaha dengan luas 4 meter persegi biaya yang dikeluarkan pedagang berkisar Rp90 ribu sampai Rp164.400 per tempat usaha per bulan,” papar Aristianto.

5. Ganjar terima keluhan retribusi pedagang Pasar Anyar Bahari

Pedagang di Jakut Ngadu ke Pemprov DKI Usai Didatangi Ganjar PranowoGanjar Pranowo Ganjar didampingi Ketua Panitia Safari Politik Ganjar Pranowo ke Sumut, Paul Baja M Siahaan meresmikan rumah pemenangan di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dilansir dari ANTARA, Ganjar Pranowo sempat melakukan blusukan ke Pasar Anyar Bahari, Jakarta Utara. Dia berkeliling di dalam pasar itu sambil sesekali menyapa para pedagang pada Sabtu (24/6/2023).

Seketika salah seorang pedagang toko kelontong memakaikan sebuah kemeja kepada Ganjar. Baju itu bermotif kotak-kotak yang dibalut warna merah, putih, serta hitam seperti saat Jokowi berkampanye menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012.

Ganjar juga menerima keluhan para pedagang itu saat dia sarapan dan berbincang dengan mereka usai blusukan tersebut.

Saat itu, seorang pedagang menghampiri Ganjar dan mengeluhkan pasar yang sepi karena kalah dengan penjualan online. Ia juga mengeluhkan biaya retribusi pasar bulanan yang dinilai cukup memberatkan pedagang.

Ganjar pun inisiatif menelepon Heru untuk menyampaikan keluhan pedagang.

"Halo Pak Gubernur, ini Pak, saya mau sampaikan keluhan pedagang di Pasar Anyar Bahari," ujar Ganjar.

Namun karena Heru ada acara, Ganjar pun menelepon Sekda DKI untuk menyampaikan keluhan tersebut.

Baca Juga: Politikus PDIP Ajak Masyarakat Teladani Bung Karno

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya