Pengungsi Rohingya Banjiri Aceh, Risma: Bukan Kewenangan Kami

Sebanyak 341 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, mengatakan nasib pengungsi Rohingya bukan kewenangan Kementerian Sosial. Dia menegaskan pihaknya fokus menangani pengungsi di Indonesia.

"Itu bukan kewenangan kami, karena kami menangani pengungsi Indonesia gitu, apa namanya tugas khusus untuk menangani itu, karena kalau biasanya kalau itu ditangani oleh PMI setempat itu seperti itu,"ujar Risma.

Baca Juga: UNHCR Apresiasi Indonesia yang Tampung 341 Pengungsi Rohingya

1. Sebanyak 341 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh

Pengungsi Rohingya Banjiri Aceh, Risma: Bukan Kewenangan KamiIlustrasi pengungsi etnis Rohingya berada di Pulau Idaman, pesisir Pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Sebanyak 81 orang pengungsi etnis Rohingya dengan tujuan Malaysia yang terdampar di Aceh pada 4 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Irwansyah)

Sementara, Badan PBB untuk Pengungsi, UNHCR, menanggapi 341 pengungsi Rohingya dari Myanmar yang baru saja mendarat di Pidie, Aceh, beberapa hari lalu. UNHCR mengapresiasi Indonesia, yang bukan pihak yang meneken Konvensi Pengungsi, tetapi mau dan mengizinka pengungsi masuk.

“Dengan mengizinkan pendaratan aman kepada sekitar 341 pengungsi Rohingya, yang tiba dengan dua perahu terpisah antara 14 dan 15 November, Indonesia telah menunjukkan solidaritas dan jiwa kemanusiaan yang kuat,” sebut pernyataan dari UNHCR, Sabtu (18/11/2023).

“UNHCR meminta agar kepedulian dan keramahan diberikan secara berkelanjutan untuk mendukung pendaratan perahu lain yang mungkin akan datang, termasuk perahu ketiga yang saat ini terombang ambing di lepas pantai Aceh,” lanjut pernyataan itu.

2. UNHCR meminta Indonesia membantu pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya Banjiri Aceh, Risma: Bukan Kewenangan KamiIlustrasi pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Kuala Simpang Ulim berada dalam tenda sementara di pulau Idaman, Aceh Timur, Aceh, Minggu (6/6/2021). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Saat ini, UNHCR dan beberapa mitra pun sudah ada di lokasi pendaratan pengungsi untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada mereka, terutama untuk anak-anak dan perempuan.

Perahu ketiga yang membawa sekitar 200 pengungsi Rohingya yang membutuhkan makanan, air, dan perhatian medis--termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak-- belum diizinkan mendarat dan tetap berada di lepas pantai Aceh.

“UNHCR sekali lagi meminta Indonesia untuk segera bertindak untuk memungkinkan pendaratan, dan menyediakan bantuan penyelamatan jiwa kepada individu-individu ini,” kata UNHCR.

Baca Juga: KTT ASEAN 2023: PBB Soroti Mirisnya Kehidupan Pengungsi Rohingya

3. Pengungsi Rohingya masih terus mencari keamanan

Pengungsi Rohingya Banjiri Aceh, Risma: Bukan Kewenangan KamiKetua badan pengungsi UNHCR, Filippo Grandi, saat mengunjungi Kamp Pengungsi Kutupalong Bangladesh pada September 2017. (UNHCR.org/Roger Arnold)

Menurut UNHCR, akan ada banyak kapal lagi yang akan berangkat dari Myanmar maupun kamp pengungsi di Bangladesh dalam waktu dekat, karena pengungsi Rohingya masih terus mencari keamanan dan perlindungan.

"Para pengungsi Rohingya sekali lagi mengambil risiko yang mempertaruhkan nyawa dalam mencari solusi," kata Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann.

“Kami menyerukan kepada semua negara yang terlibat untuk mematuhi komitmen yang telah dibuat dalam Deklarasi Bali dan meningkatkan kerjasama, dan koordinasi regional untuk melakukan pencarian, dan penyelamatan yang dapat diprediksi serta pendaratan yang aman. Prioritas utama harus menyelamatkan nyawa dan menghindari tragedi yang lebih besar,” tutur dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya