Cerita Pengguna KRL Jabodetabek Antre Tiket dari Subuh

Antrean mengular panjang hingga ke luar stasiun.

Jakarta, IDN Times - Pemberlakuan tiket kertas kereta rel listrik (KRL) selama pembaharuan sistem tiket elektronik, mengakibatkan antrean panjang di sejumlah stasiun KRL Jabodetabek sejak Senin pagi (23/7). Antrean pembelian tiket kertas bahkan mengular hingga ratusan meter dari loket stasiun.

Tak sedikit pula penumpang yang memutuskan untuk kembali pulang atau memilih menggunakan moda transportasi alternatif lainnya.

Antrean panjang ini memang sudah diprediksi sejak kemarin. Pengguna Kartu Multi Trip (KMT) sudah tidak bisa tapping di stasiun awal (pemberangkatan) pada Minggu (22/7). Akibatnya, penumpukan penumpang di sejumlah stasiun tak dapat dihindari. 

Bagaimana kondisi sejumlah stasiun Jabodetabek hari ini?

1. Antrean sudah panjang sejak pukul 04.00 WIB

Cerita Pengguna KRL Jabodetabek Antre Tiket dari SubuhANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Di Stasiun KRL Citayam, antrean sudah terlihat sejak pukul 04.00 WIB. Namun, semakin siang, antrean semakin panjang, bahkan hingga ke jalanan baik dari pintu masuk depan maupun belakang stasiun.

"Saya berangkat persis setelah subuh dari rumah, antreannya sudah parah, ternyata ada yang lebih pagi, datang jam 4 pagi. Itu katanya sudah antre panjang juga," ujar Ayu, pengguna KRL yang hendak menuju kantornya di Jakarta kepada IDN Times.

Ayu mengatakan, antrean panjang juga disebabkan oleh beberapa orang yang salah antre. "Mereka kira itu antrean tiket, ternyata antrean masuk," tuturnya.

Baca juga: Penumpang KRL Kesal, Antrean Tiket di Stasiun Mengular Panjang

2. Antrean hingga 500 meter di Stasiun Depok Lama

Cerita Pengguna KRL Jabodetabek Antre Tiket dari SubuhDok. IDN Times/Istimewa

Salah satu penumpang KRL, Puteri Lenggogeni, mengaku juga kesulitan mendapatkan tiket karena antrean yang panjang hingga 500 meter mulai dari subuh. Puteri merupakan warga Depok yang bekerja di Jakarta Pusat dan setiap hari ia mengandalkan KRL untuk berangkat dan pulang kerja.

"Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekomplek. Antreannya sangat panjang, untung tubuh aku kecil jadi bisa selap-selip," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan warga Depok sudah mengantisipasi perubahan sistem tiket tersebut dengan datang lebih awal di Stasiun Depok Lama karena informasi sudah tersebar di grup WhatsApp.

"Aku sampai stasiun jam 6, cuma kata tetangga subuh sudah ramai banget, karena orang sudah antisipasi dari kemarin," katanya.

Baca juga: Jokowi akan Ungkap Nama Cawapres dalam 1-2 Minggu Ini

3. Tiket kertas sementara selama proses pembaharuan sistem tiket

Cerita Pengguna KRL Jabodetabek Antre Tiket dari SubuhANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunnisa mengatakan, saat ini diberlakukan tiket kertas sehubungan dengan masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik.

Ia menjelaskan, seluruh pengguna kartu multi trip (KMT) dan uang elektronik untuk sementara kembali mengantre tiket kertas selama masa pembaharuan sistem tersebut. Tiket kertas dijual seharga Rp3.000 ke semua stasiun tujuan.

"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," katanya.

Eva menjelaskan pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang. Pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu (21/7).

"Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," katanya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya