Lewat Arsitektur, Ini Visi Arsitek Rafi Haikal Majukan Pembangunan RI

Ia bertekad kuat mengatasi kesenjangan & diskriminasi sosial

Jakarta, IDN Times - Ada banyak cara bagi kita untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat. Arsitek kelahiran Indonesia, Rafi Haikal, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis ASEAN di firma arsitektur bergengsi Urbahn Architects yang berbasis di Kota New York, bertekad kuat untuk mengatasi kesenjangan dan diskriminasi sosial di negara asalnya melalui desain. Ia meyakini bahwa arsitektur merupakan industri penting dalam mendorong pembangunan bangsa dan peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat.

Menurut Haikal, arsitektur memerlukan keseimbangan antara hard skill dan kepekaan sosial yang akomodatif terhadap interaksi lingkungan, sosial, dan manusia. Ia percaya bahwa arsitek harus memiliki kemampuan untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan dan motivasi setiap klien untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, dan inklusif yang mampu memfasilitasi interaksi antara masyarakat dan bisnis bagi semua orang.

“Di New York City, pekerjaan arsitek diatur hampir sama seperti pekerjaan petugas kesehatan. Dibutuhkan banyak pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, ujian, dan sertifikasi bagi arsitek untuk menerima lisensi profesionalnya. Kenapa? Hal ini karena arsitek bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan penghuninya, berfungsinya properti secara baik dan efisien, serta kesejahteraan masyarakat,” jelas Haikal. 

“Desain bangunan dan elemen lain dari lingkungan yang dibangun harus memastikan bahwa kesejahteraan dan kebutuhan semua pengguna dapat diakomodasi, termasuk mereka yang memiliki beragam kemampuan fisik, psikologi, dan identitas. Bagaimana kita membangun gedung yang bisa mengakomodasi penyandang tunarungu, tunanetra, dan tunawicara, serta pengguna kursi roda? Juga mereka yang memiliki kebutuhan psikologis dan ras yang beragam?” lanjutnya.

Salah satu karya terbaik Haikal yang menunjukkan komitmennya sebagai seorang arsitek adalah salah satu proyek Urbahn yang ada di Indonesia saat ini. Sebagai bagian dari tim desain perusahaannya, ia saat ini bekerja sebagai konsultan desain aksesibilitas untuk proses restorasi yang sedang berlangsung di Grand Inna Bali Beach Hotel, sebuah proyek yang dipimpin oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kawasan Sanur, Bali. Haikal memperjuangkan penerapan desain aksesibilitas tanpa mengabaikan estetika interior dan tektonik spasial, yang juga sangat berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat yang akan menggunakan dan bekerja di dalam gedung nantinya. 

Proyek ini memberikan Haikal kesempatan untuk mempelajari pasar arsitektur dan desain serta tradisi Bali secara mendalam, yang kemudian menjadi acuannya dalam mentransfer pengetahuan standar bangunan AS ke dalam proses pengembangan hotel. “Indonesia belum memiliki kode arsitektur, bangunan, dan zonasi sendiri yang dirancang sesuai dengan keunikan geografis, demografi, dan budaya negara kita. Kita masih menggunakan standar zonasi internasional dan juga beberapa standar milik Singapura,” ungkapnya.

Konsep zonasi dan kode dalam arsitektur sangat diperlukan. Zonasi merupakan seperangkat aturan yang mengatur batasan ukuran, bentuk, penggunaan, dan penempatan bangunan di berbagai lokasi. 

“Contohnya, peraturan zonasi di New York mengatur secara rinci seberapa tinggi gedung apartemen atau perkantoran dapat dibangun di lokasi tertentu untuk menjamin kecukupan cahaya alami di sekitarnya, kecukupan pasokan seperti tenaga listrik atau air, dan kemudahan akses dalam keadaan darurat. Tujuannya adalah untuk memastikan pejalan kaki tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup saat berjalan di trotoar, yang berdampak langsung pada kesehatan mental masyarakat—contoh kesamaan lain antara arsitek dan petugas kesehatan. Hal itu seharusnya dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan menikmati lingkungan yang dibangun secara maksimal,” tambah Haikal dalam rangkaian wawancara yang sama di New York.

Keberhasilan proyek Sanur hanyalah awal dari advokasi Haikal terhadap arsitektur inklusif di Indonesia. Ia kemudian membantu dalam membangun skema insentif yang efektif untuk joint venture baru Urbahn Architects, Urbahn International, yang mengekspansi keahlian Urbahn ke Indonesia.

Sejak didirikan pada tahun 1945, Urbahn telah merancang proyek untuk organisasi dan institusi yang beroperasi di sektor real estate komersial, layanan publik dan pemerintah, transportasi, perumahan, kesehatan, pendidikan, fasilitas peradilan, perhotelan, rumah susun, dan infrastruktur. Perusahaan ini mengemban tugas sebagai arsitek penasihat untuk beberapa bangunan paling ikonis di AS, termasuk Gedung Perakitan Kendaraan dan Kontrol Peluncuran di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, FL, selama pembangunan gedung terbesar di dunia, dan Fermi National Accelerator Lab di Batavia, IL. Nilai total proyek domestik dan internasional Urbahn saat ini melebihi $1 miliar.

Majalah Building Design & Construction menempatkan Urbahn sebagai firma arsitektur dan perencanaan terbesar ke-83 secara keseluruhan, perancang gedung pemerintah terbesar ke-36, perancang fasilitas peradilan terbesar ke-21, perancang perhotelan terbesar ke-48, perancang proyek kesehatan terbesar ke-99, dan perancang universitas terbesar ke-104 di Amerika Serikat. Majalah Engineering News-Record New York juga telah menobatkan perusahaan ini sebagai Firma Desain Terbaik Tahun 2019.

Haikal juga memimpin proses pendirian anak perusahaan baru Urbahn melalui studi kelayakan yang rinci (feasibility studies) dan penggalangan dana dengan target nilai investasi sebesar Rp10 miliar atau setara USD$650.000. Berkat usahanya, Urbahn International PT PMA baru-baru ini menjadi perusahaan berlisensi di Indonesia, dengan Haikal menjabat sebagai mitra dan presiden komisaris, yang bertanggung jawab untuk memeriksa komponen kualitas desain, keberlanjutan dan aksesibilitas serta standar estetika proyek-proyek perusahaan.

1. Sejak tahun 2022, Haikal telah mengadvokasi standar arsitektur inklusif dalam desain ibu kota Nusantara (IKN)

Lewat Arsitektur, Ini Visi Arsitek Rafi Haikal Majukan Pembangunan RIArsitek kelahiran Indonesia, Rafi Haikal, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis ASEAN di firma arsitektur bergengsi Urbahn Architects yang berbasis di Kota New York, bertekad kuat untuk mengatasi kesenjangan dan diskriminasi sosial di negara asalnya melalui desain. (Dok. Kemendag)

Baru-baru ini, komitmen Haikal terhadap negara asalnya semakin terlihat. Sejak tahun 2022, Haikal telah mengadvokasi standar arsitektur inklusif dalam desain ibu kota Nusantara (IKN), ibu kota baru Indonesia. Komitmen utamanya adalah menghubungkan konsultan dan pengembang arsitektur kelas dunia dalam proses pembangunan Nusantara sehingga Nusantara memiliki standar aksesibilitas dan keberlanjutan yang setara dengan yang ada di Kota New York, sekaligus mampu menonjolkan warisan budaya dan estetika khas Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya ini, pada tanggal 20 November 2023 di World Trade Center 7 di Manhattan, Haikal mengadakan pertemuan yang memungkinkan Badan Otorita IKN untuk mempresentasikan megaproyek nasional tersebut kepada berbagai pengembang real estate paling terkemuka di dunia, salah satunya seperti Silverstein Properties, salah satu pemilik dan operator kompleks Word Trade Center yang legendaris. Rapat tersebut membahas potensi berbagai pengembang berbasis New York untuk menjadi salah satu pengembang properti utama di ibu kota baru dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, Urbahn akan menjabat sebagai dewan penasehat proyek Nusantara dengan misi utama mengawasi dan memastikan berjalannya studi aksesibilitas dan hak asasi manusia dalam rancangan utama Nusantara.

Pertemuan ini berhasil memikat berbagai perusahaan pengembang Barat untuk menjadi salah satu investor terbesar dalam pengembangan IKN. Ini bukanlah pencapaian kecil, mengingat profil para pengembang global ini yang amat prestisius dan mampu menolak berinvestasi di wilayah yang tidak sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan.

Baca Juga: Kemendag Sebut TikTok Sedang Urus Izin Jualan Lagi di Indonesia

2. Rafi Haikal telah memelopori pendekatan arsitektur yang ramah hak asasi manusia di Indonesia

Lewat Arsitektur, Ini Visi Arsitek Rafi Haikal Majukan Pembangunan RIArsitek kelahiran Indonesia, Rafi Haikal, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis ASEAN di firma arsitektur bergengsi Urbahn Architects yang berbasis di Kota New York, bertekad kuat untuk mengatasi kesenjangan dan diskriminasi sosial di negara asalnya melalui desain. (Dok. Kemendag)

Dalam pertemuan tersebut, Haikal menekankan pentingnya mencegah peningkatan kesenjangan antara Indonesia dan dunia dalam bidang arsitektur dengan meningkatkan standar kualitas arsitektur dan perencanaan kota di IKN dan kota-kota lainnya. Ia menekankan bahwa penegakkan hukum, stabilitas politik, dan kebebasan individu di Indonesia selama ini mampu menciptakan lingkungan investasi yang sangat aman bagi bisnis internasional. Melalui misi ini, dapat dikatakan bahwa Rafi Haikal telah memelopori pendekatan arsitektur yang ramah hak asasi manusia di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan Otoritas IKN dalam rapat Senin (20/11), anggaran pembangunan IKN sebesar 20 persen bersumber dari APBN, sedangkan 80 persen sisanya berasal dari investasi asing. IKN digambarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai megaproyek yang berfokus pada pembangunan kota hijau, modern dan unik yang terletak di tengah hutan Kalimantan.

“Ini merupakan pencapaian besar bagi negara asal saya, Indonesia, beserta komunitas arsitekturnya. Nusantara hanyalah awal dari misi kita bersama. Kami akan terus mengupayakan hubungan jangka panjang dengan Silverstein Properties agar kita bisa membangun lebih banyak kota di Indonesia yang berstandar internasional, inklusif, aman bagi kebutuhan seluruh masyarakat, segala suku, agama, ras, dan kebutuhan mental dan fisik yang bervariasi,” kata Haikal pada peluncuran Urbahn International di KJRI New York pada November 2023, saat ia memberikan pidato sebagai Direktur Pengembangan Bisnis Urbahn untuk Kawasan ASEAN yang baru.

3. Haikal juga berkomitmen untuk mendorong kolaborasi lintas budaya dan toleransi

Lewat Arsitektur, Ini Visi Arsitek Rafi Haikal Majukan Pembangunan RIArsitek kelahiran Indonesia, Rafi Haikal, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis ASEAN di firma arsitektur bergengsi Urbahn Architects yang berbasis di Kota New York, bertekad kuat untuk mengatasi kesenjangan dan diskriminasi sosial di negara asalnya melalui desain. (Dok. Kemendag)

Selain mempromosikan pasar arsitektur Indonesia ke tingkat internasional, upaya untuk mendukung Nusantara juga memberikan dampak positif langsung bagi negaranya: potensi terciptanya lapangan kerja untuk 10.000 pekerja konstruksi di Nusantara dan dampak positif berlapisnya pada perekonomian Kalimantan.

Misi inklusivitas dan kesetaraan bukanlah hal baru bagi alumni Pratt Institute di Brooklyn ini, sebuah sekolah arsitektur terkemuka yang dikenal, seperti halnya Urbahn Architects, karena komitmennya dalam melayani kebutuhan seluruh masyarakat. Ia juga aktif dalam berbagai gerakan sosial, salah satunya adalah Project Bhinneka yang dibentuk pada tahun 2018, di mana ia berkomitmen untuk mendorong kolaborasi lintas budaya dan toleransi terhadap perbedaan menjelang pemilihan presiden tahun 2019.

Selain itu, Haikal juga akan terus menggalakkan program Good Design Indonesia (GDI). GDI adalah kompetisi dan penghargaan bagi para desainer dan pelaku bisnis di dunia desain yang telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas melalui desain dan seni. Program ini berafiliasi dengan Kementerian Perdagangan Indonesia dan dianggap sebagai salah satu kompetisi desain terbesar di Asia. Ia berharap dukungan terhadap GDI akan mendorong para arsitek Indonesia untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah diratifikasi Indonesia, baik untuk membuka pasar baru bagi para arsitek Indonesia dan juga untuk memperkenalkan praktik dan ide arsitektur baru ke dalam negeri. (WEB)

Baca Juga: Kemendag Belum Dengar Rencana TikTok Shop Buka Lagi di Indonesia

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya