BNPB: Ada 1.999 Bencana Terjadi di Indonesia 

Ribuan orang meninggal dunia

Jakarta, IDN Times - Indonesia rawan bencana. Berbagai bencana datang silih berganti setiap tahun, mulai dari gempa, tsunami, erupsi gunung api, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, hingga cuaca ekstrem.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menghitung setidaknya terjadi 1.999 bencana di Indonesia. "Jumlah ini akan terus bertambah hingga akhir 2018," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Kamis (25/10). 

Akibat bencana-bencana tersebut, sedikitnya 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06  juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak.

1. Kerugian materi akibat bencana sangat besar

BNPB: Ada 1.999 Bencana Terjadi di Indonesia IDN Times/Helmi Shemi

Sutopo menjelaskan kerugian ekonomi yang ditimbulkan bencana cukup besar. Sebagai gambaran, gempa bumi di Lombok dan Sumbawa menimbulkan kerusakan dan kerugian Rp 17,13 triliun. Begitu juga gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan lebih dari Rp 13,82 triliun. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah.

2. Dampak bencana di Tahun 2018 sangat besar

BNPB: Ada 1.999 Bencana Terjadi di Indonesia IDN Times/Helmi Shemi

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat bencana pada tahun 2018 ini paling besar sejak 2007. Jumlah kejadian bencana, kemungkinan hampir sama dengan jumlah bencana tahun 2016 dan 2017 yaitu 2.306 kejadian bencana dan 2.391 kejadian bencana. Namun dampak yang ditimbulkan akibat bencana pada 2018 sangat besar.

“Selama tahun 2007 hingga 2018, kejadian bencana besar yang menimbulkan korban banyak adalah pada tahun 2009, 2010 dan 2018. Pada tahun 2009 tercatat 1.245 kejadian bencana. Terjadi gempa cukup besar di Jawa Barat dan gempa di Sumatera Barat. Dampak bencana selama tahun 2009 adalah 1.767 orang meninggal dunia dan hilang, 5.160 orang luka-luka, dan 5,53 juta orang mengungsi dan terdampak bencana,” terang Sutopo.

Pada tahun 2010 tercatat 1.944 kejadian bencana. Beberapa kejadian besar terjadi secara beruntun selama 2010 yaitu banjir bandang Wasior, tsunami Mentawai, erupsi Gunung Merapi, dan erupsi Gunung Bromo. Dampak yang ditimbulkan bencana selama tahun 2010 adalah 1.907 orang meninggal dunia dan hilang, 35.730 orang luka-luka dan 1,66 juta orang mengungsi dan terdampak bencana.

3. Indonesia negara yang rawan bencana

BNPB: Ada 1.999 Bencana Terjadi di Indonesia IDN Times/Rehuel Willy Aditya

Selama tahun 2018 ini, bencana hidrometeorologi tetap dominan. Jumlah kejadian puting beliung 605 kejadian, banjir 506, kebakaran hutan dan lahan 353, longsor 319, erupsi gunungapi 55, gelombang pasang dan abrasi 33, gempa yang merusak 17, dan tsunami 1 kali. Gempa yang merusak dan tsunami memang jarang terjadi. Namun saat terjadi gempa yang merusak seringkali menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang besar.

“Statistik bencana tersebut makin menunjukkan bahwa negara kita rawan bencana. Secara umum tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana-bencana besar belum siap. Mitigasi bencana, kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan pengurangan risiko bencana masih perlu terus ditingkatkan. Pengurangan risiko bencana harus dimaknai sebagai investasi pembangunan nasional. Tanpa itu maka dampak bencana akan selalu menimbulkan korban jiwa besar kerugian ekonomi yang besar,” pungkasnya.

Saat ini, wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan. Diperkirakan banjir, longsor dan puting beliung akan banyak terjadi selama musim penghujan. Gempabumi tidak dapat diprediksi secara pasti. Rata-rata dalam setahun terjadi 5.000 – 6.000 kali gempa. Gempabumi dapat terjadi kapan saja terutama di daerah-daerah rawan gempa. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Kenali bahayanya dan kurangi risikonya.

Baca Juga: Politisi Malaysia Sebut Gempa Palu Karena LGBT, Ini Reaksi TKN Jokowi

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya