Debat Capres Kedua, KPU Akan Atur Posisi Paslon Agar Lebih Rileks
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengatur ulang posisi capres-cawapres di debat kedua yang akan berlangsung, Minggu (17/2).
Hal tersebut dilakukan agar masing-masing pasangan calon (paslon) bisa lebih terlihat santai dan nyaman untuk menyampaikan gagasan serta visi misi kerja, saat debat berlangsung.
Baca Juga: KPU Persilakan Paslon Bawa Catatan Saat Debat Capres Kedua
1. Dilakukan sesuai kesepakatan masing-masing tim pemenangan capres-cawapres
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, hal itu akan dilakukan sesuai kesepakatan bersama masing-masing tim pemenangan capres-cawapres, baik dari kubu Joko “Jokowi” Widodo-Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
"Versi rileks itu ya mulai dari yang teknis sampai substansi,” ujar Arief di kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (21/01).
2. KPU akan atur posisi terbaik untuk masing-masing capres-cawapres
Dari segi teknis, Arief menuturkan, pihaknya akan mempertimbangkan lagi apakah pada debat kedua nanti menggunakan podium lagi dan para paslon berdiri selama debat berlangsung.
“Misalnya masih perlu gak mereka podium, misalnya duduk saja, pas ditanya berdiri terus dia lebih rileks jalan untuk eksplorasi, bukan hanya jawabannya tapi juga gayanya (bisa dilihat) begitu,” tutur Arief.
“Atau tidak pakai kursi hanya pakai podium saja, atau bahkan rileks dengan menggunakan sofa misalnya, itu dari teknis,” lanjut Arief.
3. Moderator tidak akan memotong jawaban paslon walaupun waktu telah habis
Editor’s picks
Sementara dari segi substansi, KPU menjelaskan akan memperpanjang waktu menjawab bagi masing-masing paslon pada setiap sesi debat nantinya.
Ketika waktunya sudah habis, moderator tidak akan memotong jawaban paslon, melainkan ada simbol-simbol yang telah disepakati bersama oleh pihak KPU sebagai pertanda waktu menjawab telah habis.
“Durasi menjawabnya lebih diperlonggar gak perlu bikin teng tong, tapi cukup misal kalau disediakan durasi 3 menit, satu menit pertama warnanya kuning, menit kedua warnanya hijau, menit ketiga warnanya biru, menit keempat warnanya merah,” terang dia.
4. Tanda waktu habis disampaikan melalui simbol-simbol
Berdasarakan simbol-simbol tersebut, nantinya para paslon akan mengetahui sendiri apakah dirinya telah melampaui batas waktu yang ditentukan atau tidak.
“Jadi kandidat tahu kalau warnanya merah itu sudah melebihi. Publik juga kan menilai, loh kok melebihi durasi jadi gak ada bunyi-bunyi teng tong,” tuturnya.
5. Aturan diputuskan agar paslon bisa lebih baik dalam menyampaikan gagasan
Hal tersebut disampaikan oleh masing-masing tim pemenangan berdasarkan hasil evaluasi debat pertama, agar pada debat kedua nanti bisa berjalan lebih baik lagi.
“Kita akan olah itu, bagaimana membuat kandidat rileks sehingga dia mampu menyampaikan pesan-pesannya lebih baik, detail, mendalam,” pungkasnya.
Baca Juga: KPU Bocorkan Debat Capres Kedua Tidak Dipandu Ira Koesno