Wajib Waspada! Ada Tambahan 3.444 Kasus COVID-19 di Indonesia Hari Ini

Sebanyak 8.025 orang meninggal karena COVID-19

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis data perkembangan kasus virus corona di Indonesia per Minggu (6/9/2020). Ada penambahan 3.444 kasus positif virus corona hari ini, sehingga secara keseluruhan jumlah kasus virus corona di Indonesia kini mencapai 194.109 orang.

Kasus COVID-19 di Indonesia hari ini jika dihitung secara rasio adalah 13,8 persen dari 27.979 spesimen yang diperiksa, per 5 September 2020 pukul 12.00 WIB hingga 6 September Pukul 12.00 WIB.

1. Sudah 8.025 orang di Indonesia meninggal dunia karena COVID-19

Wajib Waspada! Ada Tambahan 3.444 Kasus COVID-19 di Indonesia Hari IniLahan pemakaman jenazah COVID-19 klaster unit Kristen hanya berjarak lima meter dari jalanan kendaraan ambulans berhenti. (IDN Times/Candra Irawan)

Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan, jumlah pasien meninggal dunia akibat virus corona di Indonesia sudah mencapai 8.025 kasus.

Angka tersebut muncul karena ada penambahan kasus meninggal sebanyak 85 orang hari ini. Angka tersebut sama dengan 4,1 persen dari total kasus COVID-19 di Indonesia.

Baca Juga: Protokol Kesehatan Memble, Pilkada Bisa Jadi Sumber Penularan COVID-19

2. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 27 juta orang

Wajib Waspada! Ada Tambahan 3.444 Kasus COVID-19 di Indonesia Hari IniSeorang pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) berbaring di tempat tidur di University Hospital Medical Center Bezanijska kosa di Belgrade, Serbia, Sabtu (25/7/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Mengutip laman situs worldometers.info, hingga 6 September 2020 pukul 16.00 WIB, secara global terdapat 27.083.144 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 6.431.160 kasus.

Dari 27 juta kasus tersebut, sebanyak 884.027 kasus di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 19.201.547 orang.

3. Pencegahan dan gejala-gejala COVID-19

Wajib Waspada! Ada Tambahan 3.444 Kasus COVID-19 di Indonesia Hari IniSeorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. Lantas bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Ratusan peneliti dari beberapa negara mengungkap bahwa COVID-19 bisa menular melalui udara atau airborne. Menanggapi hal itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman, Prof Amin Soebandrio, mengungkapkan bahwa hal itu sebetulnya bukan temuan baru.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa, 7 Juli 2020.

Amin mengatakan virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa, seperti rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, penghisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Amin mengatakan sudah ada bukti virus COVID-19 menular melalui udara atau airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup ada pengunjung yang bersin, maka virus bisa menular ke semua orang di ruangan tersebut.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Penularan virus lewat airborne juga perlu diwaspadai saat menaiki angkutan umum, baik bus atau kereta, yang tidak ada ventilasi udara.

Amin menambahkan virus bisa bertahan lama di partikel air liur. Meski tidak bereplikasi tapi bisa hidup berjam-jam bahkan beberapa hari.

Untuk itu Amin mengimbau masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan, memakai masker saat ke luar rumah untuk cegah droplet beterbangan. "Kalau ke luar rumah kalau bisa pakai kacamata atau face shield karena percikan bisa masuk melalui mata," imbaunya.

Sebelumnya, sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara di dunia juga menulis surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu, 4 Juli 2020. Surat tersebut berisi permintaan agar WHO mengganti pernyataan mengenai kemampuan airborne dari virus penyebab COVID-19 atau SARS-CoV-2. 

Menurut New York Times, para ilmuwan tersebut mengklaim memiliki bukti bahwa tidak semua droplet dari bersin dan batuk langsung jatuh ke lantai, tetapi masih ada partikel kecil yang melayang di udara dan bisa menginfeksi orang lain.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya