Robet Ditangkap karena Hina TNI, Gubernur Lemhannas: Kita Jangan Baper

Kalau bukan kultur yang otoriter, harusnya gak gampang baper

Jakarta, IDN Times - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menanggapi penangkapan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Robertus Robet oleh aparat kepolisian karena dianggap menghina TNI.

Bagaimana respon Agus atas apa yang diucapkan Robet?

Dalam wawancara khusus untuk program Suara Milenial IDN Times di Gedung Lemhanas, Jakarta, Jumat (8/3), Agus blak-blakan mengomentari kasus tersebut.

1. Agus mempertanyakan apakah Indonesia masih menggunakan kultur tradisional?

Robet Ditangkap karena Hina TNI, Gubernur Lemhannas: Kita Jangan BaperIDN Times / Uni Lubis

Agus mempertanyakan apakah saat ini Indonesia masih menggunakan kultur tradisional seperti mudah tersinggung karena sebuah pendapat. Terlebih jika Indonesia masih menggunakan sistem yang otoriter.

“Apakah kita sudah bergerak maju dalam kultur kita? Kalau dalam kultur tradisional kita ketika saya masih anak-anak, bisa dikategorikan tersinggung, apalagi dalam sistem otoritarian, sistem politik otoritarian ya,” kata Agus.

Baca Juga: Begini Kritik Gubernur Lemhanas Terhadap Aktivis Robet, TNI dan Polri

2. Kalau kultur Indonesia sudah maju, harusnya gak gampang baper

Robet Ditangkap karena Hina TNI, Gubernur Lemhannas: Kita Jangan BaperAktivis HAM Robertus Robet (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Kedua, jika kultur Indonesia saat ini telah lebih maju dari sebelumnya, seharusnya tidak mudah tersinggung dengan perbedaan pendapat yang ada.

“Jadi ambang batas ketersinggungan ini sudah semakin tinggi karena kita sudah bisa menerima perbedaan dan lebih penting lagi adalah kita capai kesepakatan, apa itu ketersinggungan itu, apa itu penghinaan, untuk kita masukkan dalam peraturan perundang-undangan yang merupakan cerminan dari kesepakatan kita bersama,” jelas Agus.

3. Agus kritik Robet, TNI dan Polri

Robet Ditangkap karena Hina TNI, Gubernur Lemhannas: Kita Jangan BaperIDN Times/ Helmi Shemi

Agus juga mengkritik perlunya menjaga ruang independensi bagi intelektual dan pendidik seperti Robet. Tidak hanya Robet, kritik juga disampaikan untuk Polri dan TNI dalam menjalankan tugasnya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, baik TNI dan Polri harus menghormati dan menjalankan tugas dari ‘orang-orang sakti’ atau pejabat negara yang dipilih langsung oleh masyarakat. Hal ini guna menjaga jalannya demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Penangkapan Robertus Robet Dinilai Berlebihan, Polri: Gak Kok

4. Robet ditangkap karena dianggap menghina TNI

Robet Ditangkap karena Hina TNI, Gubernur Lemhannas: Kita Jangan BaperAktivis HAM Robertus Robet (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Robertus Robet yang juga merupakan salah satu dosen di perguruan tinggi di Jakarta ditangkap di rumahnya dan telah ditetapkan tersangka karena dituding menghina TNI saat berorasi pada Aksi Kamisan, akhir Februari lalu.

Robet mengkritik rencana pemerintah menempatkan prajurit aktif TNI dalam jabatan-jabatan sipil.

Saksikan wawancara lengkap Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama IDN Times di program video Suara Millennials.

https://www.youtube.com/embed/D00aFEz6ZTc

Baca Juga: Kasus Robertus Robet, Polisi Akan Panggil Saksi Peserta Aksi Kamisan

Topik:

  • Anata Siregar
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya