Hits di Kalangan Millennials, Ini 3 Fakta Tentang Efek Bokeh

Fakta pertama tentang efek foto kekinian ini adalah ternyata kata bokeh sendiri berasal dari bahasa Jepang yang artinya blur/buram. Dalam dunia fotografi, Bokeh pertama kali dipopulerkan oleh editor majalah Photo Techniques, Mike Johnston.

Mike memopulerkan efek bokeh pada tahun 1997. Efek ini dapat dihasilkan dengan manis jika fotografer mengambil foto dari objek utama tertentu dengan banyak ruang out-of-focus

di sekitarnya.

Dengan mengaplikasikan efek bokeh, ruang yang berada di luar area fokus akan membentuk titik-titik bercahaya dan mempermanis hasil foto sebelumnya.

Setiap kamera memiliki efek spherical abberation yang berbeda. Efek ini adalah efek yang terjadi ketika cahaya masuk ke dalam lensa. Hal ini membuat terang gelap efek bokeh pada suatu foto juga bergantung dari pemilihan kameranya.

Untuk menghasilkan efek bokeh manis sesuai keinginan, penting untuk mengetahui jenis kamera yang digunakan. Kamera mirrorless dan lensa fiks dengan bukaan diafragma maksimal f/1.4 menjadi kamera yang paling banyak dipilih.

Selain karena model dan penggunaannya yang lebih cocok dengan millennials, kamera ini dapat menghasilkan efek bokeh yang manis dan rapi. Selain itu harganya juga tergolong terjangkau.

Efek kekinian ini sekarang semakin mudah untuk diaplikasikan. Berbagai aplikasi penghasil efek boeh dapat dengan mudah diunduh di ponsel. Kini mengaplikasikan efek bokeh tidak lagi harus menggunakan kamera profesional.

Tidak hanya itu, banyak ponsel keluaran terbaru bahkan sudah menyediakan efek bokeh pada kamera bawaannya. Dual cam kerap digunakan untuk membuat objek utama foto lebih fokus dan efek bokeh tercipta untuk background fotonya.

Bahkan di salah satu sosial media yang banyak digunakan millennials, efek bokeh menjadi salah satu filter sebelum mengunduh foto. Tampilan foto dengan efek bokeh kini menjadi tampilan yang dinilai kekinian.