IMS 2019: Presdir PT Johnson & Johnson Puji Keragaman Budaya Indonesia

Lakish sudah 20 tahun berkarier di banyak negara

Jakarta, IDN Times - Presiden Director PT Johnson & Johnson Indonesia, Lakish Hatalkar menjadi salah satu pembicara pada acara Indonesia Millennial Summit (IMS) 2019 yang diselenggarakan IDN Times di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Sabtu (19/1).

Pria yang sudah lebih dari 20 tahun berkarier di bidang industri fast moving consumer goods (FMCG) tersebut berbagi pengalamannya dselama memimpin perusahaan di Indonesia. Hadir dalam sesi diskusi panel bertema ‘Battling Brand Maturity with Inovation’ IMS 2019, ia mengaku terkesan dengan Indonesia. Apa saja yang yang disampaikannya soal Indonesia? 

1. Kagum dengan keragaman budaya Indonesia

IMS 2019: Presdir PT Johnson & Johnson Puji Keragaman Budaya Indonesiainstagram.com/@indonesia.millennial.summit

Bos perusahaan FMCG terkemuka dunia ini memuji keragaman budaya yang ada di Indonesia. Hal itu menarik baginya karena Lakish melihat perbedaan yang ada tidak menjadi hambatan untuk bekerja sama.

“Keragaman budaya yang kita lihat di Indonesia sangat bagus, tempat ini banyak dikelilingi  pulau. Keanekaragaman negara ini terlihat, bagaimana setiap orang bekerja sama. Itu adalah ciri khas yang sangat indah dan unik,” kata Lakish Hatalkar.

2. Menilai kemacetan lalu lintas di Indonesia sangat parah

IMS 2019: Presdir PT Johnson & Johnson Puji Keragaman Budaya IndonesiaANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Pria yang sudah tinggal di banyak negara itu pun menyinggung mengenai lalu lintas di Indonesia yang begitu padat. Dia sadar hal itu sulit dihindarkan di Indonesia khususnya daerah Ibu Kota.

“Saya pikir, lalu lintas di sini sangat gila,” beber Hatalkar seraya tertawa.

Baca Juga: Umesh Phadke, Memimpin dengan Hati di Dunia Bisnis Asia

3. Lakish adalah pembicara paling dicari

IMS 2019: Presdir PT Johnson & Johnson Puji Keragaman Budaya IndonesiaJohnson & Johnson Indonesia

Lakish Hatalkar kerap didaulat menjadi pembicara di berbagai acara workshop mengenai industri di berbagai negara. Bos PT Johnson & Johnson Indonesia ini memang punya segudang pengalaman dalam mendorong pertumbuhan perusahaan yang dipimpinnya.

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun pengalaman di posisi puncak perusahaan consumer healthcare dan fast moving consumer goods (FMCG) terkemuka di dunia, Lakish matang dalam pengetahuan soal pasar, konsumen, pemasaran, produk, dan brand. Tak heran jika namanya tertera sebagai pembicara di sederet acara bergengsi dalam dunia industri sejak belasan tahun.

Sebut saja Forrester Research Consumer Forum di New York, Amerika Serikat pada 2003,  hingga festival Lions Health di Canes, Prancis pada 2014, di mana Lakish bicara soal kreativitas membangun brand dalam pemasaran bidang healthcare.

Sepanjang tahun lalu, lulusan Harvard Business School dan University of Kentucky, Amerika Serikat ini masih juga langganan menjadi pembicara di Indonesia. Ia muncul dalam gelaran Spikes Asia pada September dan Indonesia Sustainability Seminar Series yang diselenggarakan MVB Indonesia pada Maret. Dalam acara mengenai digital market, Re.Con Indonesia yang digelar pada November, nama Lakish pun ada di jajaran pembicara.

Di IMS 2019 yang diselenggarakan IDN Times, Lakish akan mengisi sesi diskusi panel bertema ‘Battling Brand Maturity with Inovation’. IDN Times menggelar IMS 2019 dengan tema "Shaping Indonesia's Future". Acara yang dilangsungkan pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta itu menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini dihadiri oleh 1.500-an pemimpin millennial. Dalam IMS 2019, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019. Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center.

Melalui survei yang melibatkan 1400-an responden di 12 kota ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial Indonesia. Survei ini sendiri dilakukan pada periode 20 Agustus-6 September 2018 dengan margin of error 2,62 persen.

Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: Bos Pembuat Baju Merek Top Dunia Ungkap Rahasia Berbisnis di IMS 2019

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya