Tak Bisa Bayar Kos karena Corona, Waria Minta Bantuan Pemerintah 

Para waria tak bisa WFH dan tak punya tabungan untuk hidup

Jakarta, IDN Times - Pandemi COVID-19 berdampak pada keberlangsungan hidup kelompok rentan, salah satunya para transgender. Ketua Sanggar Waria Remaja, Kanzha Vina, berharap pemerintah dapat memberikan bantuan sosial secara merata dan tepat sasaran.

"Tidak tebang pilih, sehingga semua orang yang rentan dan tidak memiliki penghasilan tetap bisa mengakses bantuan dari pemerintah," ungkap Kanzha dalam video conference, Senin (14/4).

Baca Juga: Hampir Terlupakan saat Corona, 80 Waria Akhirnya Dibantu 2 Komunitas

1. WFH tak berlaku bagi pekerja informal seperti transpuan

Tak Bisa Bayar Kos karena Corona, Waria Minta Bantuan Pemerintah Kegiatan Pendistribusian Bantuan Untuk Waria di Jakarta Barat (Dok. QLC Jakarta dan Sanggar Teater Seroja)

Kanzha mengatakan, instruksi pemerintah untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH) tak bisa diikuti semua orang, terutama pekerja sektor informal. Rata-rata para transgender perempuan (transpuan) bekerja di sektor jasa.

"Sebagai pekerja seks, penghibur, atau terapis di salon-salon. Jadi instruksi WFH itu juga suit bagi teman-teman. Secara ekonomi tentu berdampak. Teman-teman rata-rata tidak memiliki saving money untuk beberapa bulan ke depan, jadi menyulitkan situasi," katanya.

2. Para transpuan aktif melakukan penggalangan dana di tengah keterbatasan

Tak Bisa Bayar Kos karena Corona, Waria Minta Bantuan Pemerintah Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, Kanzha melanjutkan, mereka tak patah semangat. Mereka melakukan penggalangan dana skala nasioal dan internasional. Hingga saat ini, mereka berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp100 juta.

"Dana Rp90 juta sudah kami distribusikan untuk teman-teman di Jabodetabek dan di luar Jabodetabek. Tapi ini hanya bisa mengakomodasi kebutuhan pokok teman-teman, misalnya bantuan sembako dan kebutuhan bahan makanan untuk rentang waktu satu minggu," jelasnya.

3. Para transpuan kesulitan membayar sewa tempat tinggal

Tak Bisa Bayar Kos karena Corona, Waria Minta Bantuan Pemerintah Ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Akibat pekerjaan yang terhenti, banyak transpuan yang mulai kesulitan membayar sewa tempat tinggal. Kanzha mengaku tak begitu paham terkait mekanisme pembagian bansos dari pemerintah.

"Setahu saya yang bisa mendapat bansos itu by name by address dan banyak teman yang gak punya kartu identitas. Saya gak tahu apakah semua penduduk yang menetap di DKI Jakarta bisa akses bantuan itu. Setahu saya sudah tidak boleh menggunakan embel-embel waria atau transgender untuk mengakses bantuan tersebut. Itu juga mempersulit situasi," ungkapnya.

Kanzha pun tak bisa menjamin sampai kapan bisa membantu para transpuan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Oleh sebab itu, ia mendorong para transpuan untuk bernegosiasi dengan pemilik kos untuk diberi kelonggaran dalam membayar sewa.

"Sebagian berhasil, tapi ada juga yang sampai diusir. Ada hampir 700 transpuan yang ngekos," kata Kanzha.

Baca Juga: Sadis! Transgender-Perempuan Dibakar Hingga Tewas di Cilincing Jakut

Topik:

  • Sunariyah
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya