Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menangis ketika meresmikan Monumen Mutiara Bangsa Sukarno, yang terdapat patung Bung Karno di Palu, Sulawesi Tengah.
Peresmian monumen tersebut dilakukan secara daring, bersamaan dengan peresmian 20 kantor cabang PDIP di seluruh Indonesia, hari ini, Rabu (22/7/2020).
Tangis Megawati pecah ketika ia menceritakan perjuangan sang ayah, Bung Karno, dalam membela kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah.
“Bung Karno bukan karena Beliau ayah saya, tetapi sebagai manusia telah membaktikan hidupnya bukan bagi bangsa Indonesia saja, tetapi juga perjuangan Beliau di dalam dinamika dunia internasional,” kata dia melalui teleconference, Rabu.
Wanita yang kerap disapa Mega itu menuturkan, beberapa hari lalu monumen serupa juga diresmikan secara virtual, oleh Ketua DPR Puan Maharani yang juga merupakan putri kandung Megawati. Monumen tersebut dibangun di Kota Aljir, Aljazair.
Monument tersebut, kata Megawati, dipercantik dengan sebuah patung dari sosok Sukarno yang dibuat dari lempengan besi, karya pematung tanah air, Dolorosa Sinaga.
“Sebagai bentuk persahabatan dua negara dan peran Beliau yang tidak ada habis-habisnya, ketika itu membantu perjuangan rakyat di Aljazair untuk memperoleh kemerdekannya 1962,” ujar dia.
Megawati menilai hal itu membuktikan dunia internasional menyayangi dan menghormati Bung Karno. Bahkan, banyak negara lainnya mewariskan perjuangan Sukarno seperti Jalan Ahmed Sukarno di Mesir, Jalan Rue Sukarno di Maroko, dua Sukarno Square Khyber Bazar di Peshawar dan Sukarno Bazar di Lahore Pakistan.
Ada juga Masjid Biru Sukarno di Rusia dan Masjid Agung Sobornaya Moskow terpampang foto Bung Karno. "Dan sumbangan Beliau pada raja di Arab untuk menanam pohon, kalau kita melakukan ibadah haji terkenal dengan Pohon Sukarno di Arab Saudi," sambung Megawati.
Dalam kesempatan ini, Megawati juga menegaskan kepada seluruh kader PDIP agar terus bekerja dan mengabdi kepada rakyat, seperti apa yang dicita-citakan Sukarno untuk mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia.
“Sebagai penutup, jadikan partai ini sebagai pelopor, sebagai obor yang terus menyala memberi tuntunan bagi rakyat kita. Jangan lupa Indonesia adalah bangsa yang besar, kita tidak pernah menyerah meskipun dijajah 350 tahun hingga akhirnya kita merdeka,” tutur Megawati.