Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden COP 4 Minamata sekaligus Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup, Rosa Vivien Ratnawati (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Konvensi Minamata Keempat bertajuk 'Make Mercury History' telah terselenggara selama lima hari di Nusa Dua, Badung, Bali. Dalam konvensi yang dipimpin Indonesia ini, ada sejumlah hal yang telah disepakati.

Salah satu yang disepakati adalah evaluasi keefektifan. Evaluasi keefektifan ada cara evaluasi pengaturan konvensi serta langkah-langkah yang dilakukan para negara yang tergabung dalam konvensi dalam mewujudkan Konvensi Minamata.

"Untuk poin effectiveness evaluation disepakati walaupun memang ada beberapa hal yang harus disesuaikan dengan masukan negara-negara pihak," ujar Presiden COP 4 Minamata Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers pada Sabtu (26/3/2022).

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup itu mengatakan, dalam konvensi juga telah disepakati pembentukan badan sains bernama Open-ended Scientific Group (OESG). Pembentukan ini agar proses evaluasi keefektifan dapat berjalan meski kelompok penasihatnya belum terbentuk.

1. Ada empat jenis produk mengandung merkuri yang bakal dibahas di COP-5

Presiden COP 4 Minamata sekaligus Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup, Rosa Vivien Ratnawati (IDN Times/Aryodamar)

Rosa mengatakan, Konvensi Minamata keempat juga mengadopsi keputusan terkait amandemen lampiran A dan B. Hal itu mengatur mengenai produk mengandung merkuri dan proses yang menggunakan merkuri.

"Bisa disepekati ada 10 jenis produk yang mengandung merkuri bisa di-phasing out dengan tahunnya. Tapi, ada empat jenis produk yang memang di dalamnya mengandung merkuri yang harus dibawa ke COP-5," ujarnya.

2. Konvensi Minamata kelima bakal berlangsung di Swiss

Editorial Team

EditorAryodamar

Tonton lebih seru di