Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
acara peringatan 10 Tahun SLG
Acara peringatan 10 Tahun SLG di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa (18/11). (Dok. BMKG)

Intinya sih...

  • Indonesia memiliki 13 segmen subduksi dan lebih dari 295 sesar aktif, yang menyebabkan rata-rata 30 ribu gempa setiap tahun. BMKG berupaya mengedukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan, kemampuan merespons, hingga cara menghadapi potensi gempa.

  • Meski kerap dianggap aman, Jakarta pernah terdampak gempa besar pada tahun 1699, 1780, 1834, dan 1903. BMKG menilai sejarah tersebut menjadi pengingat bahwa ibu kota tetap memiliki potensi bahaya.

  • Satu dedekade SLG catat 11 ribu peserta, 215 lokasi, dan luncurkan buku.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Memperingati 10 tahun pelaksanaan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG), Badan Klimatologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan kembali, kesiapsiagaan bencana harus menjadi budaya hidup masyarakat Indonesia.

Dengan lokasi geografis yang berada di atas pertemuan empat lempeng tektonik dunia, Indonesia disebut memiliki tingkat kerawanan gempa yang menuntut kewaspadaan kolektif.

“Letak Indonesia pada pertemuan empat lempeng tektonik dunia (Indo-Australia, Eurasia, Filipina, dan Pasifik) menyebabkannya memiliki 13 segmen subduksi dan lebih dari 295 sesar aktif,” kata Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dalam acara peringatan 10 Tahun SLG di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa (18/11/2025). 

1. Jakarta punya jejak gempa, warga diingatkan tetap waspada

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani dalam acara peringatan 10 Tahun SLG di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa (18/11). (Dok. BMKG)

Meski kerap dianggap aman, Jakarta pernah terdampak gempa besar pada 1699, 1780, 1834, dan 1903. BMKG menilai sejarah tersebut menjadi pengingat bahwa ibu kota tetap memiliki potensi bahaya. 

Faisal mengatakan, tugas pokok BMKG adalah memastikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami tersebar luas, dan dapat diterima pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Faisal berharap SLG terus membawa manfaat besar, guna mewujudkan early warning yang cepat, akurat, dan terpadu untuk early action yang tersinergi.

"Guna menjaga keberlangsungan program ini, BMKG tidak dapat berjalan sendiri tanpa kolaborasi erat dan kontribusi dari seluruh pihak," ujarnya.

2. Indonesia di zona seismik aktif, mitigasi harus terus diperkuat

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani dalam acara peringatan 10 Tahun SLG di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa (18/11). (Dok. BMKG)

Indonesia memiliki 13 segmen subduksi dan lebih dari 295 sesar aktif, yang menyebabkan rata-rata 30 ribu gempa setiap tahun. Melalui SLG, BMKG berupaya mengedukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan, kemampuan merespons, hingga cara menghadapi potensi gempa. 

"Bahwa keselamatan dapat dipersiapkan, ketangguhan dapat ditumbuhkan, dan setiap manusia adalah penjaga bagi dirinya dan sesamanya," ujarnya Faisal.

3. Satu dekade SLG catat 11 ribu peserta, 215 lokasi, dan luncurkan buku

Acara peringatan 10 Tahun SLG di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa (18/11). (Dok. BMKG)

Sementara, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida Riama, menyampaikan selama 10 tahun, SLG telah menjangkau 215 lokasi dengan 11.215 peserta. Program pendukung seperti BMKG Goes to School juga berhasil memberikan edukasi kepada lebih dari 64 ribu peserta.

"Pada tahun ini telah terlaksana SLG di 37 lokasi dari 40 lokasi yang telah dimulai dari Juni," kata Nelly.

Dalam momentum satu dekade ini, BMKG meluncurkan buku “Menyemai Ketangguhan di Atas Lempeng yang Tak Diam” sebagai dokumentasi perjalanan SLG, yang diharapkan menjadi sumber literasi bagi seluruh pemangku kepentingan maupun masyarakat. 

Melalui kegiatan ini, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, berharap peningkatan kapasitas mitigasi gempabumi dan tsunami dapat berlanjut. Ia juga berharap kegiatan ini menjadi wadah koordinasi berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Terakhir, BMKG menyampaikan apresiasi kepada lima Balai Besar BMKG, 32 stasiun geofisika yang telah sukses menyelenggarakan SLG selama satu dekade terakhir. Juga berterima kasih atas sinergi seluruh pihak, termasuk kementerian dan lembaga, pemerintah pusat serta daerah, TNI/Polri, pihak swasta, universitas, sekolah, media, dan masyarakat.

Editorial Team