Gempa M6,8 Guncang Jepang, BMKG Pastikan Tak Berimbas Tsunami di Indonesia

- Gempa M6,8 di Jepang adalah jenis gempa dangkal dipicu aktivitas subduksi lempeng Pasifik dan Amerika Utara.
- BMKG mencatat tiga gempa susulan dengan magnitudo M5,9-M5,5 tanpa laporan kerusakan bangunan.
- BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Jakarta, IDN Times - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang kawasan Pesisir Timur Honshu, Jepang, Minggu (9/11/2025) siang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan guncangan tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia.
Gempa yang terjadi pukul 15:03 WIB itu berpusat di koordinat 39.396° Lintang Utara dan 143.411° Bujur Timur, tepatnya di kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa yang dangkal ini menjadikannya sebagai gempa tektonik yang signifikan.
1. Jenis gempa dan pemicunya

Berdasarkan analisis BMKG, gempa ini tergolong jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng. Mekanisme patahan yang terjadi adalah thrust fault (patahan naik) akibat interaksi lempeng Pasifik dengan Lempeng Amerika Utara.
Perlu diketahui, thrust fault adalah jenis patahan (sesar), di mana blok batuan di satu sisi patahan (hanging wall) bergerak naik relatif terhadap blok batuan di sisi lainnya (footwall).
2. Gempa susulan terdeteksi, belum ada laporan kerusakan
.jpg)
Hingga pukul 15.50 WIB, hasil pemantauan BMKG mencatat telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock). Magnitudo terbesar dari gempa susulan ini adalah M 5,9 dan yang terkecil M 5,5.
Meski guncangan dirasakan kuat di episenter, BMKG menegaskan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan yang diterima.
3. Masyarakat diminta tenang

Selain itu, masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir, diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
“BMKG akan terus memonitor perkembangan dampak gempa bumi ini dan segera menginformasikan kepada stakeholder, media, dan masyarakat,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dalam keterangan pers, Minggu (9/11/2025).



















