Kalapas baru Sukamiskin Punya Harta Kekayaan Rp 1,8 Miliar

Dari rekam jejaknya, Tejo Harwanto pernah menjabat sebagai Kalapas I Tanjung Gusta Medan. Sebelum bertugas di Medan, ia pernah menjabat sebagai Kalapas di Pasir Putih, Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Penelusuran berita yang ada, tidak banyak yang menulis mengenai Tejo. Saat menjadi Kalapas di Medan, ia memang tertulis tidak memberikan remisi bagi narapidana kasus korupsi yang ditahan di Lapas Tanjung Gusta.

Walaupun Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Sri Puguh Budi Utami, pernah mengatakan tidak menutup kemungkinan akan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memilih kalapas yang baru, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak direalisasikan.

Juru bicara KPK, Febri Diansyah menepis adanya ajakan dari Kemenkum HAM untuk melakukan pengecekan latar belakang kalapas yang baru.

"Sejauh ini belum ada (ajakan untuk mengecek rekam jejak kalapas)," ujar Febri kepada IDN Times pada Kamis malam.

Salah satu keluhan dari KPK terhadap pejabat di Kemenkum HAM adalah rendahnya kepatuhan mereka dalam melaporkan harta kekayaan. Namun, khusus untuk Tejo, ia tercatat sudah dua kali melaporkan pendapatannya ke lembaga anti rasuah. Pertama, di tahun 2012 ketika ia menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Bimbingan Kepribadian dan kedua, di tahun 2016 saat menduduki posisi sebagai Kalapas II A Jember, Jawa Timur.

Dari data terakhir, Tejo terlihat memiliki harta senilai Rp 1,8 miliar. Sementara, empat tahun sebelumnya, harta kekayaan Tejo masih sekitar Rp 595 juta. Artinya, ada kenaikan pendapatan sekitar Rp 500 jutaan dalam kurun waktu empat tahun.

Dilihat dari data di KPK, aset paling mahal yang dimiliki Tejo yakni rumah dan bangunan di area Jakarta Pusat seluas 167 meter persegi. Nilainya mencapai Rp 894 juta. Ada pula giro dan setara kas yang nilainya mencapai Rp 529 juta.

Menurut Menkum HAM Yasonna Laoly, pasca KPK berhasil membongkar praktik suap di dalam lapas, ia mengaku stress. Sebab, hasil temuan itu telah mencoreng wajah dan reputasinya sebagai Menteri.

Ia mengaku hasil temuan di Lapas Sukamiskin sudah tidak bisa ditoleransi dan memalukan. Di bawah kepemimpinannya, sudah ada enam kalapas yang ia lantik untuk Lapas Sukamiskin. Semua pendahulu Tejo akhirnya diganti karena bermasalah dan tidak sanggup menghadapi derasnya godaan napi kasus korupsi.

"Ini merupakan keenam kali saya mengganti Kalapas Sukamiskin," kata Yasonna dalam keterangan tertulis seperti dikutip Antara.

Selain itu, ia mengatakan mulai kemarin jajarannya sudah meletakan auditor muda untuk pengawasan internal kondisi lapas dan rutan se-Indonesia.