Astra dan Kampung Berseri Astra Les Bersinergi Jaga Alam dan Tradisi
- Astra melalui Kampung Berseri Astra Les di Bali Utara menghadirkan model pemberdayaan masyarakat yang menyatukan kemajuan ekonomi dengan pelestarian budaya dan lingkungan.
- Produksi garam palungan tradisional menjadi ikon desa yang kini berkembang menjadi produk unggulan berkat pendampingan dan pelatihan dari Astra.
- Konsistensi masyarakat Les menjaga alam dan tradisi mengantarkan desa ini meraih Juara Umum Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024.
Melalui inisiatif Kampung Berseri Astra (KBA) Les di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, Astra menghadirkan model kolaborasi yang menyatukan kearifan lokal dengan semangat kemajuan. Program ini menjadi wujud nyata bagaimana tradisi dan ekonomi dapat berjalan beriringan tanpa saling meniadakan, sejalan dengan visi Astra untuk mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Seperti apa informasinya? Simak artikel ini
1. Sinergi Astra dan warga Kampung Berseri Astra Les hadirkan model keberlanjutan
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan masyarakat Les merupakan bagian dari upaya Astra menghadirkan model pemberdayaan yang seimbang antara ekonomi, budaya, dan lingkungan. “Kami percaya kemajuan ekonomi harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan lingkungan,” ujarnya.
Kampung Berseri Astra Les menjadi contoh nyata penerapan prinsip tersebut. Desa pesisir di Bali Utara ini berhasil mengembangkan potensi alam dan budayanya secara berkelanjutan. Dengan bentang alam yang lengkap mulai dari perbukitan, dataran subur, hingga pantai panjang, warga memanfaatkannya untuk kegiatan pertanian, perikanan, dan produksi garam tradisional.
2. Garam palungan Les, warisan alam dan kebanggaan desa
Salah satu ikon utama Kampung Berseri Astra Les adalah produksi garam palungan yang dilakukan dengan cara tradisional. Air laut disaring melalui daun lontar, pasir, dan kerikil sebelum dituangkan ke batang kelapa untuk dikristalkan di bawah sinar matahari. Setiap musim kemarau, warga bisa menghasilkan hingga tiga ton garam per panen tergantung kondisi cuaca.
“Gunung memberi, laut menerima. Kami bekerja mengikuti alam dan tidak bisa memaksanya,” ujar Tokoh Penggerak Kampung Berseri Astra Les, Nyoman Nadiana. Garam palungan Les dikenal memiliki tekstur lembut dan rasa gurih alami. Kini, produk ini telah menjadi oleh-oleh khas Bali yang dipasarkan melalui BUMDes Giri Segara hingga menjangkau Pulau Jawa dan Batam.
3. Pemberdayaan berkelanjutan lewat pelatihan dan pendampingan Astra
Sejak hadir pada 2018, Astra aktif mendampingi masyarakat Les dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan. Lebih dari 10 pelatihan telah digelar, mencakup kewirausahaan, branding produk, pengemasan, digital marketing, hingga pengelolaan homestay wisata. Dukungan juga diberikan berupa peralatan produksi garam dan promosi produk melalui BUMDes Giri Segara.
Selain itu, Astra turut membantu memperkuat sektor wisata dengan memperbaiki akses menuju Air Terjun Les serta meningkatkan kapasitas pengelola homestay. Pendampingan ini membuat masyarakat Les semakin siap menyambut wisatawan tanpa kehilangan jati diri desa yang tetap tenang, bersih, dan berakar pada kearifan lokal.
4. Desa wisata berprestasi yang menjaga alam dan tradisi
Kampung Berseri Astra Les juga dikenal dengan keindahan Air Terjun Les setinggi hampir 30 meter, dikelilingi hutan tropis dan jalur trekking yang menantang. Di tepi pantai, wisatawan dapat melihat langsung proses pembuatan garam atau aktivitas nelayan tradisional. Kini, lebih dari 20 homestay dikelola warga dan menjadi sumber ekonomi baru bagi keluarga di desa.
Atas konsistensinya menjaga budaya dan lingkungan, Kampung Berseri Astra Les berhasil meraih Juara Umum Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Penghargaan ini membuktikan bahwa desa kecil pun mampu menjadi contoh pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat. (WEB/AD)
