Kampung Haji Indonesia di Saudi Berjarak 400 Meter dari Masjidil Haram

- Kampung haji Indonesia di Saudi akan berjarak 400 meter dari Masjidil Haram
- Danantara melakukan kesepakatan dengan perusahaan Saudi ACWA Power untuk kerja sama bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan energi
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Roeslani, mengatakan, ide pembangunan kampung haji di Makkah sudah disetujui oleh otoritas Arab Saudi. Rencananya, kampung haji itu akan berjarak hanya 400 meter dari Masjidil Haram, Arab Saudi.
"Beliau (Pangeran MBS) sudah menyetujui permintaan dari Bapak Presiden (Prabowo) untuk menjadikan kampung Indonesia atau Indonesian village," ujar Rosan di Belgia, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (15/7/2025).
Meski begitu, Rosan tidak merinci di lokasi kampung haji itu akan dibangun apa saja. Ia juga tak menjelaskan kapan pembangunan kampung haji Indonesia bakal dimulai. Menurut dia, itu semua masih dalam proses kajian.
Rosan ikut mendampingi Prabowo ketika melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), di Istana Al-Salam, Jeddah pada pekan lalu.
1. Danantara buat kesepakatan dengan perusahaan Saudi ACWA Power

Rosan mengatakan, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara melakukan kesepakatan dengan ACWA Power, perusahaan bidang energi terbarukan milik Sovereign Wealth Fund milik Arab Saudi (PIF).
"Saya kebetulan tanda tangan dengan Danantara dan ACWA, yang di mana adalah perusahaan dari PIF, sovereign wealth funding. Mereka yang bergerak dalam bidang clean energy," ujar Rosan.
Rosan, Prabowo dan MBS juga membahas kerja sama bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan energi. Kedua negara, kata Rosan, sepakat mendukung target masing-masing untuk mencapai Visi Kerajaan Arab Saudi 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045.
Kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama pada 10 bidang, yakni ekonomi digital dan inovasi; sistem hukum dan penegakan hukum; tenaga kerja dan sumber daya manusia; kebudayaan; pariwisata; olahraga dan kepemudaan; pendidikan dan riset; industri dan pertambangan; pertanian, perikanan, dan ketahanan pangan; kemudian konektivitas via udara antara dua negara.
2. Saudi mencatat jumlah kematiaan jemaah haji RI mencapai 14 persen

Menteri lain yang mendampingi Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke Saudi adalah Menteri Agama Nasaruddin Umar. Ia mengakui dalam pembicaraan antara Presiden Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Arab Saudi, MBS, sempat disinggung soal tingginya angka kematian jemaah haji asal Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Agama, dalam musim haji 2025 ada 446 jemaah haji yang wafat di Arab Saudi. Sementara, angka yang disinggung oleh kedua pemimpin negara mencapai 14 persen.
"Juga sempat disinggung konsekuensi jemaah haji Indonesia paling tinggi jumlah kematiannya, mencapai 14 persen," ujar Nasaruddin di Kota Makkah, Saudi pada 7 Juli 2025.
Namun, pernyataan Pangeran MBS itu, kata Nasaruddin, langsung ditimpali Prabowo dengan menyebut, tingginya jemaah haji Indonesia yang meninggal di Saudi karena sudah menjadi mimpi mereka bisa wafat di Saudi ketika menunaikan ibadah haji.
"Pak Presiden menyampaikan bahwa memang banyak orang Indonesia memilih dan pengen meninggal di Arab Saudi. Raja pun juga ketawa mendengarnya," kata pria yang juga menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
3. Sebanyak 1.710 jemaah dirawat di rumah sakit selama 70 hari penyelenggaraan haji

Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Muhammad Imran, mengatakan, selama 70 hari masa operasional haji, total ada 1.710 jemaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi (RSAS). Diagnosis terbanyak adalah pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Pelayanan kefarmasian juga mencapai 12.396 layanan dengan penggunaan obat tertinggi adalah tablet flu dan batuk kombinasi.
Sementara itu, untuk KKHI Madinah selama operasionalnya telah memberikan layanan kepada 241 jemaah, baik untuk rawat jalan maupun rawat inap. Tiga penyakit terbanyak yang ditangani di KKHI adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.
Walaupun layanan KKHI telah resmi ditutup, tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan akan tetap melakukan kunjungan (visitasi) terhadap 43 jemaah yang masih menjalani perawatan di RSAS hingga seluruh tim kembali ke Indonesia.