Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Wenny Bukamo. Dilansir dari dari website elhkpn.kpk.go.id, kekayaan Wenny mencapai Rp5,4 miliar.
Lantas, apa saja harta yang dimiliki Wenny? Berikut ulasan selengkapnya.
Wenny terakhir kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 3 Maret 2020. Dalam laporannya, dia memiliki sejumlah tanah dan bangunan.
Pertama, tanah seluas 200 m2 di Kota Surabaya senilai Rp850 juta. Kedua, tanah seluas 1.052 m2 di Banggai senilai Rp150 juta. Ketiga, tanah dan bangunan seluas 200 m2/237 m2 di Kota Surabaya senilai Rp3,276 miliar.
Keempat, tanah dan bangunan seluas 118 m2/54 m2 di Kota Surabaya senilai Rp750 juta. Kelima, tanah dan bangunan seluas 50 m2/45 m2 di Banggai senilai Rp400 juta. Keenam, tanah dan bangunan seluas 60 m2/40 m2 di Banggai Laut senilai Rp80juta. Sehingga, total harta Wenny berupa tanah dan bangunan sebesar Rp5,506 miliar.
Untuk harta berupa alat transportasi, Wenny memiliki mobil Toyota Corolla sedan tahun 1992 senilai Rp25 juta. Kemudian sepeda motor Honda tahun 2002 senilai Rp2 juta dan motor Honda tahun 2006 senilai Rp2,5 juta. Sehingga, totalnya Rp29,5 juta.
Wenny juga memiliki kas dan setara kas senilai Rp350 juta. Namun, dia memiliki utang sebesar Rp450 juta. Alhasil, total harta kekayaan Wenny seluruhnya sebesar Rp5,435 miliar.
Setelah eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo serta Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, kini giliran Bupati Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Wenny Bukamo yang terjaring OTT KPK. Wenny yang ikut kontestasi Pilkada Banggai Laut 2020, ditangkap KPK pada Kamis (3/9/2020).
"Betul tadi hari ini, Kamis, 3 Desember 2020 jam 13.00 WIB, telah dilakukan tangkap tangan Bupati Kabupaten Banggai Laut," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat dikonfirmasi, hari ini.
Belum diketahui kasus korupsi apa yang menjerat Wenny. Firli mengatakan, pihaknya segera menyampaikan perkembangan kasus ini ke publik.
"Kami masih menunggu hasil kerja rekan-rekan penindakan di lapangan ya. Berikan waktu untuk kawan-kawan saya bekerja dulu. Nanti pada saatnya akan diberikan penjelasan kepada publik," ucap Firli.