Jakarta, IDN Times - Kisah romansa Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie bersama istrinya, Ainun Habibie menjadi salah satu kisah paling romantis di negeri ini. Bahkan, kisah cinta keduanya diabadikan dalam bentuk novel dan film.
Habibie yang dikenal pemikir dan serius, menjadi seorang pujangga jika bicara soal Ainun yang begitu ia cintai. Berikut sepenggal kisah cinta Habibie dan Ainun yang begitu mengharukan.
Habibie muda sudah mengenal Hasri Ainun Besari yang kemudian lebih dikenal Ainun Habibie, sejak di bangku sekolah. Keduanya ternyata sama-sama menyandang predikat murid paling pintar di kelas masing-masing, loh.
Dilansir dari berbagai sumber, Habibie remaja dan Ainun kerap dijodoh-jodohkan karena sama-sama murid pintar. Alih-alih tersipu malu atau mendekat, Habibie remaja justru kerap meledek dan menyebut Ainun jelek seperti gula jawa. Wah, malu-malu nih eyang Habibie, dulu.
Sekembalinya dari Jerman, Habibie singgah ke kediaman keluarga Besari. Kedua keluarga ini disebut-sebut sedari awal memang memiliki hubungan baik.
Lama tak melihat Ainun, ternyata Habibie muda kala itu langsung terpesona pada Ainun. Terlebih, ketika Habibie mengetahui Ainun kala itu menempuh pendidikan agar menjadi seorang dokter.
"Kok gula jawa jadi gula pasir," kata Habibie muda, kala itu pada Ainun seperti yang disampaikan Habibie dalam acara Rosi Spesial Kemerdekaan: Habibie, Kemerdekaan dan Cinta, yang tayang di Kompas TV pada Agustus 2017.
Habibie muda akhirnya menikahi pujaan hatinya, Ainun. Kala itu, Ainun disebut-sebut bak primadona yang disukai banyak pria. Bahkan, tak jarang pria-pria itu bergelimang harta.
Tapi hal itu tidak menjadi halangan bagi Habibie. Dia memberanikan diri meminang Ainun. "Kalau saya naksir, belum tentu dia mau kan," ucap Habibie dalam acara Rosi.
Setelah lama menikah, Ainun mengidap kanker ovarium. Habibie terpukul, karena dirinya tak pernah mengetahui istrinya mengidap penyakit ganas itu.
"Saya memang pada awal sangat boleh dikatakan hampir hancur. Ainun gak pernah bilang dia cancer. Saya hanya tahu waktu saya antar Ainun ke rumah sakit untuk diperiksa," cerita Habibie.
Dia juga kerap merasa bersalah, ketika berhasil membantu orang lain melawan kanker. "Orang lain bisa saya bantu, istri saya tidak," ucap Habibie.