Jakarta, IDN Times - Kubu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah mulai mengincar suara di Jawa Tengah. Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menargetkan mendapatkan suara di atas 50 persen untuk Jawa Tengah.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, keputusan kubu Prabowo yang mengincar suara di Jawa Tengah akan meningkatkan militansi para relawan dan kader dari partai pendukung.
Menurut Hasto, target dari kubu Prabowo-Sandiaga untuk merebut suara di Jawa Tengah malah akan menggelorakan semangat juang dari PDIP. Diketahui, Jawa Tengah menjadi basis suara yang kuat bagi calon presiden nomor urut 01 Joko "Jokowi" Widodo dan PDIP.
“Rencana tersebut justru menjadi blunder. Sebab seluruh elemen pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin justru semakin solid bersatu dan meningkatkan target Pilpres dari 75 persen menjadi 80 persen," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/12).
Hasto mengungkapkan, membangun loyalitas pemilih tidak bisa dilakukan hanya sebulan atau dua bulan, namun harus proses yang panjang dan berkesinambungan, sehingga bisa memenangkan hati rakyat. Tentunya, memenangkan rakyat dengan pikiran positif dan kerja nyata.
“Prestasi nyata dan kepemimpinan Pak Jokowi yang membangun peradaban Indonesia Raya inilah yang diapresiasi, sehingga dukungan masyarakat Jawa Tengah semakin solid justru ketika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu," ujar Hasto.
"Bayangkan, kurang apa masifnya Obor Rakyat diproduksi oleh Tim Prabowo 2014 yang lalu, dan hal tersebut justru mengobarkan militansi Banteng Ketaton," lanjut dia.
Hasto melanjutkan, apa yang dilakukan tim kampanye Prabowo-Sandiaga tersebut hanyalah taktik politik jangka pendek karena tidak solidnya koalisi.
"Itu semua pengalihan isu atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang," ungkapnya.
Hasto menerangkan, apabila kubu Prabowo masuk ke Jawa Tengah dengan berbagai isu yang memecah bangsa, malah tidak akan efisien.
"Masuk ke Jawa Tengah yang dikenal guyub dengan berbagai isu yang memecah dipastikan akan kontraproduktif," jelasnya.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyampaikan, tidak akan mudah merebut suara Jokowi di Jawa Tengah. Pasalnya, suara Jokowi sudah menguat sejak Pemilu 2014. Belum lagi, lanjut Ma'ruf, ditambah dengan kekuatan suara dari partai pendukungnya.
"Jawa Tengah justru suara Pak Jokowi itu sudah sejak 2014 kan pendukungnya besar sekali, apalagi sekarang kan tambah NU-nya, tambah Golkarnya, saya pikir, PDIP itu kekuatan utamanya di Jawa Tengah, saya pikir gak akan mengubah," jelas Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, Senin (10/12).