Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak 

Edukasi anak jadi hal yang sangat penting

Jakarta, IDN Times - Pemerhati anak, Retno Listyarti mengungkapkan sejumlah pembelajaran yang bisa diterapkan dari hilangnya seorang bocah perempuan berusia enam tahun yang menjadi korban penculikan, yakni Malika.

Korban akhirnya ditemukan setelah satu bulan menghilang dari dekat rumahnya di Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

"Bagaimana cara menghindari anak-anak kita yang masih masih di bawah usia 12 tahun menjadi korban penculikan? Orang tua perlu dan penting mengedukasi anak-anaknya dengan tip di bawah ini. Mengedukasi anak merupakan salah satu cara menghindari anak-anak kita menjadi korban penculikan," kata Retno, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/1/2023).

1. Ajarkan anak berani teriak saat ada bahaya

Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak Komisioner KPAI Retno Listyarti (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Retno menjabarkan sejumlah tip agar anak tidak menjadi korban penculikan. Pertama adalah ajari anak sejak dini untuk merespons situasi yang membahayakan.

Misalnya harus berteriak minta tolong kepada orang lain ketika ada orang yang tidak dia kenal memaksanya untuk ikut pergi bersama.

Kemudian, anak harus diedukasi untuk waspada pada orang yang baru dikenal. Beri tahu dia bahwa tidak boleh mudah percaya, apalagi saat orang tersebut memberikan makanan, permen, atau sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Orang tua juga harus mengajarkan kepada si anak untuk bisa menolak pemberian dari orang asing. Ini sangat penting terutama ketika tidak ada orang tua di sampingnya," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Pemulung Penculik Malika sebagai Tersangka

2. Tekankan anak harus ada di samping orang tua saat berada dalam keramaian

Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak Desa Wisata Kertalangu (Instagram.com/Desa Wisata Kertalangu Bali)

Kemudian, orang tua perlu memberi pengertian dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami anak tentang bahaya ikut bersama orang yang tidak dikenal.

Tekankan pada anak untuk selalu berada di samping orangtua jika bepergian di tempat yang ramai, saat liburan dan saat mudik. Ajarkan juga pada si anak apa yang harus dilakukan bila tersesat atau terpisah dari orang tua.

Selain itu beritahu anak untuk tidak boleh pergi sendiri ke suatu tempat tanpa didampingi orang tua, kakak atau orang yang bisa dipercaya.

 

3. Belajar bela diri dan berteman agar tidak menyendiri

Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak Ribuan atlet karate mengikuti kejuaraan karate tingkat nasional di GOR Amongrogo, Jumat (14/10/2022) hingga Minggu (16/10/2022)/IDNTimes/Herlambang Jati

Bela diri jadi hal yang perlu diajarkan pada anak sehingga ketika ada orang asing yang ingin memaksanya pergi, anak sudah tahu yang harus dilakukan. Misalnya dengan menggigit, menendang, atau berteriak agar anak bisa melepaskan diri dari penculik. Hal yang paling penting adalah mengajarkan anak mana area tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain.

"Ajarkan anak untuk tidak menyendiri. Biasakan anak bermain dengan teman-temannya. Apabila jam pulang sekolah sudah tiba, ajarkan anak untuk menunggu penjemput sambil bermain dengan teman-temannya. Sebagai orang tua, Anda juga jangan lupa untuk berkoordinasi dengan guru atau sekolah," ujarnya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Malika, Bocah yang Diculik Pemulung Selama Satu Bulan

4. Biasakan anak untuk cerita dan jangan tinggalkan sendiri

Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Selain itu, biasakan anak bercerita tentang apapun yang dialaminya, maka dari itu, kata Retno, orang tau perlu punya waktu dan perhatian untuk mendengarkan apa saja yang anak alami hari ini. Perlu juga bekerja sama dengan sekolah atau guru dan tetangga agar bisa saling bekerja sama untuk menjaga anak-anak dari bahaya penculikan.

Terpenting jangan tinggalkan anak sendiri. Para Orang tua ketika berpergian, tidak boleh meninggalkan anak sendirian dan lepas dari pandangan.

"Latih kemandirian anak. Saat berada di sekolah, bekali anak dengan melatih kemandirian secara bertahap untuk pergi dan pulang sekolah sendiri, serta ajarkan kepada anak agar mengomunikasikan kepada guru apabila ada yang berperilaku aneh di sekolah," ujarnya.

5. Jangan terlalu ekspose anak terutama di media sosial

Belajar dari Kasus Malika, Begini Cara Hindari Penculikan Anak Ilustrasi Media Sosial. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, di tengah besarnya dampak dari sosial media, hindari mengekspose anak. Banyak orang tua mengekspose anak di media sosial bahkan menyebutkan nama sekolahnya (TK atau SD).

Jika anak masih usia SD dan orang tua tidak dapat mengantar jemput, maka sebaiknya memiliki kode atau password dengan anak yang harus diucapkan oleh si penjemput.

"Kalau tepat passwordnya maka itu adalah benar penjemput yang dipesan orang tuanya. Misalnya password nama hewan yang tiap hari diganti," ujarnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya