Gatot: Sukarno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cuma Butuh Satu Guncang Dunia

Bahas soal pemilu di Indonesia dibanding negara lain

Jakarta, IDN Times - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo menyoroti kondisi Indonesia saat ini yang menurutnya penuh kekhawatiran.

Dia menyindir bagaimana Presiden Joko “Jokowi” Widodo bisa mengguncang dunia dengan putranya sendiri, Gibran Rakabuming Raka.

Ungkapan ini dia bandingkan dengan pernyataan Bung Karno yang terkenal dengan kalimat, “beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia,”.

“Tetapi Bung Karno mengatakan, beri aku 10 pemuda, maka kuguncang dunia. Jokowi itu hebat, cukup dia satu orang saja buat goncang semuanya dengan Gibran, luar biasa dia,” kata Gatot di acara Peringatan 50 Tahun Peristiwa Malari bertajuk “The Last Battle for Democracy dan Lawan Politik Dinasti” yang digelar di Indonesian Democracy Monitor (Indemo) di Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

Baca Juga: Pungutan Liar di Rutan KPK Sentuh Rp6,1 Miliar

1. Bahas soal pemilu di Indonesia dibanding negara lain

Gatot: Sukarno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cuma Butuh Satu Guncang DuniaAktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar dalam agenda peringatan 50 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 yang digelar oleh Indonesian Democracy Monitor (Indemo) di Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Gatot Nurmantyo juga menyoroti urgensi persiapan dalam menghadapi pemilu serta potensi kecurangan yang dibandingkan negara lain.

"Kita bicara pemilu di dunia, kalau Somalia itu 2 bulan 30 hari hasil pemilu sudah tahu, Amerika lebih efektif 2-3 hari, Indonesia lebih efektif sebulan sebelumnya sudah tahu," kata dia.

Baca Juga: KPU: Kampanye Akbar Pemilu 2024 Digelar 21 Hari, Dibagi 3 Zonasi

2. Mengingat peristiwa Malari berkaitan dengan reformasi

Gatot: Sukarno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cuma Butuh Satu Guncang DuniaAktivis Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), Hariman Siregar dalam agenda peringatan 50 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 yang digelar oleh Indonesian Democracy Monitor (Indemo) di Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Gatot mengatakan, tanpa peristiwa seperti Malari pada 15 Januari 1974 dan reformasi 1998, maka gerakan untuk menjaga kedaulatan tidak dapat berjalan lancar. 

Hal ini juga dia sampaikan di depan aktivis senior Hariman Siregar yang juga membentuk Indemo.

"Jadi, gerakan itu tidak bisa ujug-ujug ujug, tanpa peristiwa Malari, reformasi tidak ada,” kata dia.

Baca Juga: Anies Tak Setuju Ada Pembatasan Usia di Lowongan Pekerjaan

3. Ajak masyarakat membuka mata terhadap potensi pengkhianat negara

Gatot: Sukarno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cuma Butuh Satu Guncang DuniaMasyarakat Pulau Rempang yang melakukan aksi penolakan investasi Rempang Eco City (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Dia juga menekankan perlunya pendidikan kepada masyarakat. Dia mengajak masyarakat membuka mata terhadap potensi pengkhianat negara dan menyuarakan keprihatinan terhadap kemungkinan pecahnya negara.

Dia mengatakan, demokrasi saat ini sudah mengalami kerusakan yang semakin parah dan darurat. Dia menyebut, perlu ada pembentukan posko-posko di berbagai daerah sebagai langkah awal untuk menyelamatkan negara. 

"Kalau sekarang kondisi darurat apabila kita tidak bangkit, maka negeri ini akan hilang. Jadi saya provokasi bentuk posko-posko di daerah, didik masyarakat untuk melawan," ujar dia.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Kawal Pemilu Bersih, Publik Bisa Lapor Kecurangan di Jagasuara.id

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya