Ideologi Hanya Jadi Identitas dalam Politik?

Banyak kader partai mendadak "islami"

Jakarta, IDN Times - Ideologi menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam debat capres keempat Pilpres 2019. Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, dalam politik kini ideologi tak jarang hanya menjadi identitas.

Debat capres keempat yang mengangkat tema: Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional, berlangsung Sabtu (30/3) pukul 20.00 WIB, di Hotel Shangri-La, Jakarta. 

Dalam debat ini, calon presiden petahana, Joko "Jokowi" Widodo akan adu argumentasi dengan calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: CSIS Temukan Potensi Pemilih Golput di Pemilu 2019

1. Ideologi hanya sebagai identitas dan bentuk pendekatan elektoral para caleg

Ideologi Hanya Jadi Identitas dalam Politik?IDN Times/Margith Juita Damanik

Menurut Titi, ideologi dalam politik kerap hanya menjadi identitias yang dibawa oleh partai politik ataupun kader-kader partai politik, tanpa menjalankan wujud nyata dari ideologi tersebut.

Menurutnya, hal ini menjadi bentuk pendekatan elektoral yang dilakukan oleh para calon legislatif kepada konstituenmya.

"Itu pendekatan pragmatis elektoral. Bagaimana mereka bisa mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya," kata Titi saat dijumpai di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu.

2. Banyak kader partai mendadak "islami"

Ideologi Hanya Jadi Identitas dalam Politik?IDN Times/Margith Juita Damanik

Salah satu ideologi yang kerap menjadi identitas belaka yang dibawa oleh partai maupun kader partai adalah Islam. Titi menilai, pada masa-masa pemilihan umum, tak jarang kader-kader partai menjadi lebih "islami".

Kader-kader partai yang berlomba mengumpulkan suara di daerah pemilihan (dapil) berusaha melakukan pendekatan dengan warga.

"Yang paling mudah itu kan memberikan impresi bahwa mereka sesuai dengan identitas kelompok yang menjadi target suaranya," kata Titi.

Memunculkan simbol-simbol keagamaan dengan menggunakan kerudung ataupun peci pada foto, oleh Titi dianggap sebagai strategi untuk mendulang suara lebih banyak, di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

3. Ideologi dan simbol agama tidak hanya dimonopoli oleh partai Islam

Ideologi Hanya Jadi Identitas dalam Politik?IDN Times/Debbie Sutrisno

Titi menilai, pendekatan ektoral dengan menjadikan ideologi sebagai identitas tidak hanya dilakukan oleh partai Islam. Begitu juga dengan penggunaan simbol-simbol keagamaan, tidak hanya dimonopoli oleh partai Islam.

"Walaupun dia kader partai nasionalis, tapi simbol dan identitas itu tetap dipakai. Karena pada dasarnya keislaman itu dia ingin tunjukkan bukan dari partainya, tapi dari individu, itu yang menjadi pendekatan mereka," kata Titi.

4. Tidak hanya terjadi di kota besar

Ideologi Hanya Jadi Identitas dalam Politik?IDN Times/Margith Juita Damanik

Fenomena penggunaan ideologi dan simbol agama sebagai identitas, kata Titi, terjadi di banyak tempat.

Bahkan fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar. "Tapi terutama di daerah-daerah," ujar Titi.

Baca Juga: Jokowi: Pemilu Habiskan Dana Triliunan, Rugi Kalau Golput

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya