Tepis Isu Politisasi Harlah Muslimat NU, Ini Kata Khofifah

Apakah Harlah Muslimat NU dimajukkan?

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menepis anggapan Harlah Muslimat NU ke-78 terkena politisasi. Di sisi lain, Khofifah juga bisa memaklumi adanya praduga muatan politik dalam acara akbar Muslimat NU tersebut.

"Kalau orang mau menduga, siapa yang bisa menutup dugaan itu? Apa yang ada dalam proses ini? Apa ada simbol-simbol? Apa ada logo-logo? Atau apa yang patut diduga? Saya rasa gak ada sesuatu yang patut dicurigai, kecuali yang hatinya memang sudah curiga," ujar Khofifah panjang-lebar usai menghadiri Dzikir, Do'a , dan Sholawat menyambut Harlah ke-101 Nu dan Harlah ke-78 Muslimat NU yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Baca Juga: Bergabung TKN Prabowo-Gibran, Khofifah Bakal Nonaktif di Muslimat NU

1. Jelaskan alasan Harlah Muslimat NU digelar hari ini

Tepis Isu Politisasi Harlah Muslimat NU, Ini Kata KhofifahRibuan anggota muslimat Nahdlatul Ulama (NU) memenuhi acara Zikir, Doa, dan Sawalat menyambut Harlah ke-101 NU dan Harlah ke-78 Muslimat NU untuk Kemaslahatan Indonesia di SUGBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). (IDNTimes/Margith Juita Damanik)

Baca Juga: Peringati Harlah, Puluhan Ribu Warga NU dan Muslimat Lampung ke GBK

Khofifah menjelaskan, Harlah Muslimat NU memang tidak digelar tepat di hari jadinya. Dia menegaskan ada perbedaan tanggal jika menggunakan kalender hijriah dengan kalender masehi.

Secara resmi, dalam penanggalan masehi, Muslimat NU berdiri pada 29 Maret 1946. Dalam kalender hijriah pada 26 Rabiul Akhir.

"Jadi ini bukan dimajukan. Ini di tengah-tengah antara Hijriah dan Masehi," kata Khofifah.

"Ya tergantung (patokannya Hijriah atau Masehi). Makanya kalau Harlah, bisa enam bulan. Seperti Sulawesi Selatan, Lampung, dan Maluku Utara, mereka bikin sendiri karena lebih senang pakai Hijriah. Semua boleh," imbuh Khofifah.

2. Maklumi jika menimbulkan praduga

Tepis Isu Politisasi Harlah Muslimat NU, Ini Kata KhofifahKetua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Di tengah tahun politik ini, Khofifah mengaku maklum jika ada praduga yang timbul dengan Muslimat NU menggelar Harlah akbar di GBK. Harlah Muslimat NU ke-78 digelar dengan melakukan doa, dzikir, dan sholawat.

"Artinya, memang suasananya ini sangat potensial menimbulkan prediksi dan praduga. Tapi saya ingin menyampaikan kepada kita semua betapa bahwa memasuki perhelatan strategis 14 Februari, kita butuh doa. Kita butuh dzikir bersama," kata Khofifah.

3. Dihadiri Presiden Jokowi

Tepis Isu Politisasi Harlah Muslimat NU, Ini Kata KhofifahPresiden Joko "Jokowi" Widodo usai menghadiri Dzikir, Do'a, dan Sholawat menyambut Harlah ke-101 NU dan Harlah ke-78 Muslimat NU untuk kemaslahatan Indonesia yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Tampak hadir dalam Harlah ke-78 Muslimat Nu, presiden Joko "Jokowi" Widodo. Kegiatan ini digelar bersamaan dengan Harlah ke-101 Nahdlatul Ulama.

Adapun sederet tokoh yang tampak ikut hadir mendampingi Jokowi yakni Ketua PB NU, Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jendral Agus Subiyanto.

Selain itu, ibu negara ke-4 Indonesia, Sinta Nuriyah Wahid bersama putrinya, Yenny Wahid juga tampak hadir dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga: Khofifah Tegaskan Loyalitas ke NU, Sindir Cak Imin?

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya