Siapa yang tak kenal dengan Ponari? Kamu masih ingat dengan dukun cilik ini?
Bocah kelas IV SD yang pernah menghebohkan Indonesia 2009 lalu. Bocah ajaib asal Dusun Kedungsari, Desa Balungsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur, ini dulu selalu didatangi oleh banyak orang untuk berobat. Dia menjadi sangat terkenal karena secara tak sengaja menemukan batu "ajaib" berwarna cokelat di tengah badai yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Dilansir Kompas.com, (29/4), pasien dari berbagai penjuru pun mendatangi Ponari. Seketika itu juga bocah ini sukses dan menjadi kaya mendadak. Rumahnya yang awalnya berlantai tanah langsung disulap menjadi rumah besar berkeramik. Akan tetapi, popularitas Ponari kini kian meredup. Pamor batu ajaib Ponari pun tak sepopuler dulu.
Nenek Ponari, Mbok Legi mengatakan bahwa pasien yang datang setiap harinya kini tak menentu. Bahkan kadang hanya satu orang saja. Kendati tidak pernah diminta dan dipatok tarif, rata-rata pasien memberikan uang 20.000 rupiah kepada Ponari.
Karena mulai sepi pengunjung, Ponari pun jadi lebih fokus sekolah. Ponari meneruskan pendidikan yang sempat tertunda tiga tahun lamanya. Pasalnya kesibukannya dulu sebagai dukun cilik membuatnya tak lulus ujian nasional saat kelas VI SD.
Di masa kejayaanya dulu, Ponari sukses mengumpulkan uang lebih satu miliar rupiah. Berkat uang tersebut, dia pun mampu membangun rumah yang lebih layak, membeli dua bidang sawah seluas dua hektar, sepeda motor dan perabotan rumah tangga.
Saat ekonomi keluarganya naik drastis dari hasil pengobatan Ponari, dukun cilik itu malah tidak mau bersekolah. Dia pun juga tidak mengikuti ujian nasional beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya, Ponari mengikuti ujian di program paket A dan lulus. Dia saat ini duduk di kelas satu sekolah Tsanawiyah (sekolah Islam setingkat SMP).
Lalu kemana semua uang itu sekarang? Kini uang tersebut sudah habis. Kondisi ekonomi keluarganya pun kembali seperti semula. Bahkan, ibunda Ponari, Mukaromah saat ini mengalami kesulitan keuangan untuk melahirkan putra keduanya.