Berkuda Bareng, Mampukah Puan Gaet Prabowo ke Kubu PDIP untuk Pilpres?

Untung-rugi Prabowo bersama Puan Maharani di Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times — Ketua DPP PDIP Puan Maharani baru-baru ini berkunjung ke kediaman Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, pada akhir pekan lalu. Dua pertemuan elite partai politik tersebut diisi dengan kegiatan berkuda bersama.

Satu hal yang cukup menarik dari agenda berkuda itu adalah Puan menunggangi kuda Salero yang pernah ditunggangi Jokowi pada 2016 lalu.

Manuver Puan Maharani mendatangi sejumlah ketum Parpol dinilai memperlihatkan keinginan PDIP untuk menggaet sebanyak mungkin dukungan dari eksterna partai. Namun mampukah Puan Maharani menggaet Prabowo ke lingkaran PDIP?

Baca Juga: Puan Naik Kuda Kesayangan Prabowo, Sempatkan Kasih Makan

1. Pengaruh Puan gaet Prabowo ke lingkaran PDIP

Berkuda Bareng, Mampukah Puan Gaet Prabowo ke Kubu PDIP untuk Pilpres?Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani berkuda bersama (IDN Times/Istimewa)

Direktur Eksekutif CSIIS Sholeh Basyari menilai Puan memiliki pengaruh untuk menggaet Gerindra ke kubu PDIP. Dengan membawa nama Ketum Megawati Soekarnoputri, kemungkinan dua partai politik ini bisa berkoalisi.

Kendati begitu, Prabowo dianggap tak akan meninggalkan PKB serta Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari kubu partai Islam untuk mengeruk suara.

“Prabowo akan ambil Puan dan tetap menggandeng Muhaimin. Muhaimin tampaknya akan diposisikan sebagai yang terhormat meski bukan di posisi wakil presiden. PKB juga sepertinya akan kebagian kementerian yang melimpah jika Prabowo menang,” kata Sholeh kepada IDN Times, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga: Elite Gerindra: Prabowo Jadi Cawapres Puan, Mimpi Kali Dia!

2. Untung-rugi Prabowo bersama Puan Maharani di Pilpres 2024

Berkuda Bareng, Mampukah Puan Gaet Prabowo ke Kubu PDIP untuk Pilpres?Megawati Soekarnoputri (pojok kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Puan Maharani (pojok kanan) ketika bertemu di ruang VVIP Istana Negara pada November 2021 (www.instagram.com/@puanmaharani)

Meski punya kans untuk maju bersama-sama di Pilpres 2024, Sholeh menilai pasangan Prabowo-Puan atau Puan-Prabowo bakal menghadapi tantangan yang sulit.

Prediksi Sholeh, pasangan tersebut masih kalah suara dibanding calon-calon lain. Beberapa pasangan calon yang memungkinkan mengalahkan duet Prabowo dan Puan seperti paslon Anies-AHY dari koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS.

Pasangan Prabowo dan Puan juga disebut bakal kalah saing dengan pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir jika keduanya diusung oleh partai.

“Kekuatan pribadi Prabowo-Puan yang memiliki irisan pendukung yang sama-sama kaum nasionalis. Pasangan ini potensial gagal mereguk dukungan kaum muslimin,” ujar Sholeh.

Menurutnya, pasangan Prabowo-Puan memiliki pijakan parpol yang kokoh dengan diusung dua partai politik besar, Gerindra-PDIP. Kendati begitu, akan sulit memenangkan Pilpres 2024 tanpa dukungan partai Islam.

“Prabowo-Puan memiliki pijakan parpol yang kokoh. Tetapi tanpa dukungan kaum tradisional muslim, agak berat untuk mereguk kemenangan,” tuturnya.

Baca Juga: Melirik Kans Puan Gaet NasDem ke Lingkaran PDIP

3. Kecil kemungkinan Puan gaet NasDem

Berkuda Bareng, Mampukah Puan Gaet Prabowo ke Kubu PDIP untuk Pilpres?Surya Paloh berpelukan dengan Puan Maharani (dok. Tim Media Partai NasDem)

Selain mengunjungi Prabowo, Puan sebelumnya telah mengunjungi Ketum Partai NasDem Surya Paloh di Gondangdia, Jakarta Pusat. Safari politik Puan Maharani ini disebut-sebut sebagai manuver mendapatkan suara NasDem yang telah mendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai minim pengaruh Puan Maharani untuk menggaet suara NasDem ke kubu PDIP. Sebabnya, Puan belum menjadi sosok elite politik nasional yang diperhitungkan elektabilitasnya.

“Puan hanya salah satu ketua DPP PDIP, yang perannya di partai masih terbatas,” kata Jamiluddin.

PDIP, kata dia, masih menganut kekuasaan penuh di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Kedatangan Puan akan jauh lebih kecil pengaruhnya ketimbang kedatangan Megawati.

“Semua keputusan penting kan diserahkan kepada Ketumnya. Karena itu, ketika Puan bertemu Surya Paloh, ia tidak memiliki wewenang untuk memutuskan. Puan harus menyampaikan kembali semua hasil pembicaraannya dengan Surya Paloh ke ibunya, Megawati,” ujarnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya